RMK
SAP 14
MANAJEMEN OPERASI
1 Kepentingan Strategis
Pemeliharaan
Maintenance adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas
atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau
penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi yang memuaskan
sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan diadakannya maintenance adalah:
1. Memungkinkan tercapainya jumlah
produk melalui operasi fasilitas secara tepat
2. Memaksimalkan umur ekonomis
peralatan/fasilitas produksi
3. Memaksimalkan kapasitas produksi dan
peralatan
4. Meminimalkan frekuensi kerusakan dan
kegagalan proses operasi
5. Menjaga keamanan peralatan.
Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
- Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian
yang penting dalam manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa,
terutama pabrik-pabrik yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi
setiap saat.
- Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang
terus-menerus, maka tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang,
sehingga kapasitas akan meningkat.
- Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada
tumpukan bahan baku yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
- Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang
meningkat disertai dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis
akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan
bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses pengerjaan
ulang.
- Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih
rendah, maka dari rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh
bahwa produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan).
Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
- Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage,
artinya dengan kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi
lebih murah.
Untuk mengukur kesuksesan
manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih
dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Factor karyawan dalam hal
pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang
dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan
penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan,
maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
- Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang
kondusif, misalnya adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data
serta prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam system
manufaktur.
- Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum
memiliki keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk
mengirimkan ke training center yang menawarkan pelatihan-pelatihan atau
langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur
pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah prosedur
pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi,
kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin.
Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara
langsung, mendinginkan panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang
umur mesin.
Prosedur
berikutnya adalah monitor dan penyesuaian.
Monitor harus dilakukan secara kontinu dengan jadwal yang sudah ditentukan.
System monitor yang baik akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.
2 Kebijakan
Pemeliharaan
Terdapat dua jenis taktik
pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan
(Prefentive Maintenance) dan pemeliharaan
kerusakan (Corrective Maintenance)
A. Prefentive
Maintenance
Prefentive
Maintenance disebut juga tindakan pencegahan
atau overhaul, yaitu kegitaan
pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan
menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih
tepat. Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan baik dapat
mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan
peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total. Alternatif dalam
Prefentive Maintenance adalah:
·
Berdasar waktu, yaitu melakukan pemeliharaan
pada periode secara teratur, misalnya penggantian oli mesin setiap
3 bulan.
·
Berdasar pekerjaan, yaitu pemeliharaan setelah sejumlah jam
operasi atau volume produksi tertentu, misalnya setelah mobil berjalan 2.000
km, atau mesin bekerja selama 500 jam.
·
Berdasar
kesempatan, yaitu pemeliharaan
yang dilakukan apabila ada kesempatan untuk
itu, misalnya pada jam kerja istirahat, atau hari libur.
·
Berdasar kondisi terencana, yaitu
tergantung pada hasil pemantauan kondisi fasilitas produksi, misalnya
penggantian kampas rem mobil apabila telah mencapai ketebalan tertentu.
Prefentive Maintenance sangat tepat
dilakukan, karena kegunaannya sangat efektif dalam
menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit, yaitu peralatan
atau fasilitas yang membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja, mempengaruhi produk yang dihasilkan, dapat
menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi, dan apabila modal yang ditanam untuk fasilitas ini relatif rebih mahal.
B. Corrective Maintenance,
Disebut juga break down maintenance, yaitu
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas
produksi sehingga tidak dapat
berfungsi dengan baik. Ada beberapa factor
yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu :
·
Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai
·
Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan
yang tidak mendukung dalam pegoperasian mesin produksi
·
Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti
kebersihan dan pelumasan
·
Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus
akibat gesekan, dan
·
Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada
saat beroperasi
Kerusakan
yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
·
Inefisiensi operasi, karena harus melakukan
pemrosesan ulang.
·
Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara
pandang konsumen terhadap produk.
·
Rendahnya profitability, karena berkurangnya
permintaan konsumen dalam jangka panjang.
·
Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain,
karena produk yang gagal.
·
Menurunnya kualitas produk, karena produk yang
gagal.
Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki.
Memperbesar atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system
bekerja secara lebih cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan
enam fitur berikut :
- Personel yang terlatih dengan baik
- Sumber daya yang cukup
- Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas
- Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material
- Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
- Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures (waktu rata-rata kegagalan).
Pemilihan kebijakan
dalam pemeliharaan perlu diperhatikan:
1.
Jumlah biaya yang terjadi
2.
Penentuan apakah mesin atau peratalan
merupakan “strategic point atau critical unit”
3
Biaya Pemeliharaan
Setiap
aktifitas pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan baik terencana
maupun yang dilakukan akibat timbulnya kerusakan akan menimbulkan biaya bagi
perusahaan. Adapun biaya- biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance
menurut Assauri (2004 : 98) adalah “biaya- biaya pengecekan, dan penyetelan,
biaya service, biaya penyesuaian dan biaya perbaikan/ reparasi”.
Berdasarkan
komponen biaya di atas, maka biaya pemeliharaan tersebut dapat berupa biaya
langsung (biaya komponen, tenaga kerja pemeliharaan) maupun biaya tidak
langsung (biaya menganggur, biaya kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan
dan lain- lain).
a. Biaya Langsung
ü
Biaya
tenaga kerja pemeliharaan. Tenaga yang melakukan pemeliharaan, baik perbaikan
mesin atau fasilitas peralatan yang rusak maupun pada saat pemeliharaan
pencegahan dibayar untuk melakukan pekerjaannya. Upah yang dibayarkan ini
menjadi biaya tenaga kerja pemeliharaan.
ü
Biaya
pembelian komponen penggantian. Adakalanya suatu komponen tidak dapat
diperbaiki lagi tetapi harus diganti. Biaya pembeliannya merupakan biaya
pembelian penggantian komponen. Jika ternyata komponen tersebut masih dapat
diperbaiki maka yang dikeluarkan perusahaan hanyalah biaya untuk melakukan
perbaikan kerusakan.
b. Biaya Tidak langsung
ü
Biaya
tenaga kerja produksi (operator). Upah operator tetap akan dibayar oleh
perusahaan walaupun tidak bekerja atau menganggur karena mesin sedang mendapatkan
pemeliharan atau perbaikan kerusakan.
ü
Depresiasi
mesin atau fasilitas peralatan. Investasi tinggi untuk pembelian fasilitas
peralatan akan menjadi elemen biaya depresiasi yang percuma apabila fasilitas
peralatan tersebut mengalami kerusakan atau tidak dapat melakukan
operasionalnya. Depresiasi (penyusutan) merupakan harga modal yang hilang pada
suatu peralatan yang disebabkan oleh umur pemakaian. Guna menghitung besarnya
biaya penyusutan perlu diketahui terlebih dahulu umur dari kegunaan suatu alat/
mesin yang bersangkutan dan nilai sisa pada batas akhir umur kegunaannya.
Terdapat cara yang digunakan untuk menentukan biaya penyusutannya. Salah satu
metoda yang digunakan adalah straight line method turunnya nilai modal
dilakukan dengan pengurangan nilai penyusutan yang sama besarnya sepanjang umur
kegunaan dari alat atau mesin tersebut.
ü
Keuntungan
yang tidak dapat diperoleh. Hal ini merupakan biaya tidak langsung berupa
hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang direncanakan.
ü
Biaya
administrasi dan biaya tidak langsung lainnya.
No comments:
Post a Comment