Saturday, May 19, 2018

SAP 2 Activity Cost Behavior Perilaku Biaya, Penentuan Pola Perilaku, Arus Biaya


Akuntansi Manajemen
SAP 2

Materi :
1.      Konsep
2.      Perilaku Biaya
3.      Penentuan Pola Perilaku
4.      Arus biaya serta contohnya
Pembahasan :
1.                 Konsep
Dalam variable costing telah dibahas perlunya penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel guna menentukan harga pokok produksi dan penyajian informasi akuntansi yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangkapendek. Dalam bab ini diuraikan bebbagai macam sifat dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya akan berubah dibawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi tethadap pelaksanaan tindakan.
(Mulyadi, 2014; 465)

2.                 Perilaku Biaya
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume kegiatan. Berdasaran perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut:


Biaya Tetap
a.      Committed fixed costs
b.      Discretionary fixed costs     
Biaya Variabel
a.      Engineered variable costs    
b.      Discretionary variable costs




1.      Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi peusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode serta strategi manajemen.

a.      Committed fixed costs
Committed fixed costs sevagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Perilaku Committed fixed costs ini dapat diketahui dengan jelas dengan mengamati biaya-biaya yang tetap dikeluarkan jika seandainya perusahaan tidak melakukan kegiatan sama sekali dan akan kembali ke kegiatan normal (misalnya selama pemogokan karyawan atau kekurangan bahan yang memaksa perusahaan menutup sama sekali kegiatan pabriknya). Dalam hal ini Committed fixed cost berupa semua biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panjangnya. Contoh Committed fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi, dan gaji karyawan utama.
b.      Discretionary fixed costs
Discretionary fixed cost merupakan biaya (a) yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung memcerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diijinkan untuk dikeluarkan, dan (b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa, atau produk). Discretionary fixed cost sering juga disebut dengan istilah managed atau programmed cost. Discretionary fixed cost tidak mempunyai hubungan tertentu dengan volume kegiatan. Contoh discretionary fixed cost adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultan. Discretionary fixed cost ini dapat dihentikan sama sekali pengeluarannya atas kebijakan manajemen.
2.      Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
a.      Engineered Variable Costs
Engineered Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu. Hampir semua biaya variabel merupakan Engineered Cost. Engineered variable cost merupakan biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata.
b.      Discretionary Variable Costs
Kadang-kadang orang menganggap bahwa Engineered cost  sama dengan biaya variabel. Telah disebutkan di atas bahwa hampir semua biaya variabel merupakan Engineered costs, tetapi ada beberapa biaya variabel yang pantas untuk dikelompokkan ke dalam discretionary variable costs. Hal ini disebabkan karena discretionary variable cost tersebut bersifat variabel, berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan karena manajemen memutuskan kebijakan demikian. Dengan kata lain, discretionary variable cost merupakan biaya yang masuk dan keluarannya memiliki hubungan erat namun tidak nyata (bersifat artifisial).

3.      Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

3.                 Penentuan Pola Perilaku Biaya
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1.         Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2.         Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).
3.         Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

Ø    Metode Penaksiran Fungsi Linear
Ada dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya : (a) pendekatan historis (historical approach) dan (b) pendekatan analitis (analytical approach). Ada tiga metode dalam pendekatan historis yakni : (1) metode titik tertinggi dan terendah, (2) metode biaya berjaga, dan (3) metode kuadrat terkecil.
1.                   Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)

Contoh 1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya reparasi & pemeliharaan pada PT Eliona Sari tahun 19X1 yakni :

Bulan Ke
Biaya Reparasi & Pemeliharaan
Jam Mesin
1
750.000
6.000
2
715.000
5.500
3
530.000
4.250
4
600.000
4.000
5
600.000
4.500
6
875.000
7.000
7
800.000
6.000
8
1.000.000
8.000
9
800.000
6.000
10
750.000
6.000
11
550.000
4.500
12
600.000
4.500

8.570.000
66.250


Biaya Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegiatan Tertinggi dan Terendah

Tertinggi
Terendah
Selisih
Jumlah Jam Mesin
8.000
4.000
4.000
Biaya Repr & Pemelhr.
Rp. 1.000.000
Rp. 600.000
Rp. 400.000

Unsur biaya variabel  dalam biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :

     Biaya variabel  = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100 per jam mesin


Perhitungan unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai berikut :

Titik Kegiatan Tertinggi

Titik Kegiatan Terendah
Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin yg terjadi
Rp. 1000.000
Rp. 600.000
Rp. 100 x 8.000
800.000

Rp. 100 x 4.000

Rp. 400.000
Biaya Reparasi & Pemeliharaan Tetap
Rp.  200.000
Rp. 200.000

Fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk fungsi linier yakni :
 Y = 200.000 + 100x
2.                   Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost Method)
Metode ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh : Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000 per bulan.
Maka penentuan biaya variable dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya yang dikeluarkan pada                                             Rp. 1.000.000
tingkat 8000 jam mesin      
Biaya Tetap ( Biaya berjaga)                                              Rp.    400.000
Selisih                                                                                 Rp.    600.000
Biaya Variabel per jam = Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
                                    Y = 4.00.000 + 75 x
3.                  Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method)
Dalam persamaan garis regresi  :  y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :            
b. =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y
                                                        n x2   -   (x)2

a  =     ∑y -  b(∑x) 
                                                                                    n

Biaya Reparasi&Pemeliharaan

Bln ke
(Rp.1000)
Jam Mesin


y.
x.
xy
x2
1
750
6000
4500000000
36000000
2
715
5500
3932500000
30250000
3
530
4000
2120000000
16000000
4
600
4000
2400000000
16000000
5
600
4500
2700000000
20250000
6
875
7000
6125000000
49000000
7
800
6000
4800000000
36000000
8
1000
8000
8000000
64000000
9
800
6000
4800000000
36000000
10
750
6000
4500000000
36000000
11
550
4500
2475000000
20250000
12
600
4500
2700000000
20250000
N=12
y
x.
xy.
x2

8570000
66000
41060500000
380000000

     b. =  12  x  41.060.500.000 – 66.000. x 8570000   =  0,115 
              12 x  380.000.000 – (66.000)2                                               
a.          =  8.570.000 – b x 66.000 = 79,27
                             12
Jadi biaya reaparasi dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari :
Biaya variabel         =  Rp. 115 per jam mesin  ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya tetap       =  Rp.  79.270 per bulan
Atau fungsi linear biaya tersebut adalah :
                                    Y = 79.270 + 115x

4.                 Arus Biaya serta Contohnya

Akuntansi biaya tidak menambah ataupun mengubah siklus akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah dikenal dalam akuntansi keuangan. Semua biaya manufaktur, tanpa mempedulikan, apakah tetap atau variable, mengalir melalui akun barang dalam proses dan pembuatan barang jadi. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa variabel metode arus biaya persediaan dan gross profit margin tidak pengaruh signifikan terhadap market value perusahaan. Sedangkan variable perputaran persediaan dan nilai persediaan berpengaruh signifikan antara perusahaan terhadap market value perusahaan. Hasil penelitian variabel secara simultan ini menunjukan bahwa variabel metode arus biaya persediaan, Perputaran persediaan, Gross Profit Margin, Nilai persediaan berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar Perusahaan.
Contoh :
Membuat Laporan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan
Di bawah ini merupakan data-data dari PT SEMPURNA selama Bulan Januari 2015 :
Ø  Persedian pada awal bulan januari 2015 adalah :
Persedian bahan baku                                     Rp    5.300.000,-
Persediaan bahan dalam proses                       Rp    4.800.000,-
Persedian barang  jadi                                     Rp    2.000.000,-
·                     Persediaan akhir januari 2015 :
Persediaan bahan baku                                    Rp    6.700.000,-
Persediaan barang dalam proses                     Rp    5.900.000,-
Persediaan barang jadi                                    Rp    1.000.000,-
·                     Selama bulan januari 2015 telah terjadi transaksi sebagai berikut :
ü    Pembelian bahan baku                                    Rp    14.200.000,-
ü    Sebagian bahan baku di kembalikan karena rusak   Rp 2.400.000,-
ü    Membayar gaji dan upah untuk bulan januari 2015 :
Upah tenaga kerja langsung                            Rp    6.700.000,-
Upah tenaga kerja tidak langsung                   Rp    2.750.000,-
·                     Membayar biaya-biaya Produksi yang menjadi beban bulan januari 2105:
Biaya listrik air dan telepon                            Rp       225.000,-
Biaya pemeliharaan gedung pabrik                 Rp       450.000,-
Biaya asuransi gedung pabrik                         Rp       350.000,-
Biaya lain-lain dipabrik                                   Rp       175.000,-
·                     Biaya penyusutan gedung pabrik dan mesin-mesin pabrik yang menjadi beban bulan januari 2015 masing-masing  Rp 375.000,- dan Rp 180.000,-
·                     Biaya periode bulan januari 2015 :
Biaya Gaji bagian penjualan                           Rp    1.000.000,-
Biaya Iklan                                                      Rp       50.000,-
Biaya pengangkutan                                       Rp       50.000,-
·                     Biaya Administrasi dan Umum :
Biaya perlengkapan kantor                             Rp       500.000,-
Biaya asuransi bag.adm&umum                     Rp       200.000,-
Biaya listrik dan telepon bag.Umum              Rp       155.000,-
Biaya penyusutan peralatan kantor                 Rp       100.000,-
Pendapatan bagian Penjualan                                                 Rp       5.000.000,-
Rektur penjualan                                                                     Rp          500.000,-
Pajak PPh pasal 25                                                                  Rp          950.000,-



             


No comments:

Post a Comment

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN : SAP / RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN 1.              Identi...