Akuntansi Manajemen
SAP 2
Materi
:
1. Konsep
2. Perilaku
Biaya
3. Penentuan
Pola Perilaku
4. Arus
biaya serta contohnya
Pembahasan
:
1.
Konsep
Dalam
variable costing telah dibahas
perlunya penggolongan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel guna
menentukan harga pokok produksi dan penyajian informasi akuntansi yang
bermanfaat untuk perencanaan laba jangkapendek. Dalam bab ini diuraikan
bebbagai macam sifat dan cara penetapan pola perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan. Pengetahuan mengenai bagaimana suatu biaya
akan berubah dibawah berbagai macam pengaruh merupakan hal yang penting dalam
pengambilan keputusan, estimasi biaya di masa yang akan datang, dan evaluasi
tethadap pelaksanaan tindakan.
(Mulyadi,
2014; 465)
2.
Perilaku
Biaya
Pada
umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya
dengan perubahan volume kegiatan. Berdasaran perilaku dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya
tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Untuk keperluan perencanaan dan
pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai
berikut:
Biaya Tetap
a.
Committed
fixed costs
b.
Discretionary
fixed costs
Biaya
Variabel
a.
Engineered
variable costs
b.
Discretionary
variable costs
1.
Biaya
Tetap
Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan
tertentu. Biaya tetap per satuan berubah dengan adanya perubahan volume
kegiatan. Biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan
kemampuan beroperasi peusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya
tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi, dan metode
serta strategi manajemen.
a. Committed
fixed costs
Committed
fixed costs sevagian besar berupa biaya tetap yang
timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok. Perilaku Committed fixed costs ini dapat
diketahui dengan jelas dengan mengamati biaya-biaya yang tetap dikeluarkan jika
seandainya perusahaan tidak melakukan kegiatan sama sekali dan akan kembali ke
kegiatan normal (misalnya selama pemogokan karyawan atau kekurangan bahan yang
memaksa perusahaan menutup sama sekali kegiatan pabriknya). Dalam hal ini Committed fixed cost berupa semua biaya
yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan
kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panjangnya. Contoh Committed fixed cost adalah biaya
depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi, dan gaji karyawan utama.
b. Discretionary
fixed costs
Discretionary fixed
cost merupakan biaya (a) yang timbul dari keputusan
penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung
memcerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang
diijinkan untuk dikeluarkan, dan (b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan
yang optimum antara masukan dan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan,
jasa, atau produk). Discretionary fixed
cost sering juga disebut dengan istilah managed
atau programmed cost. Discretionary
fixed cost tidak mempunyai hubungan tertentu dengan volume kegiatan. Contoh
discretionary fixed cost adalah biaya
riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program
latihan karyawan, biaya konsultan. Discretionary
fixed cost ini dapat dihentikan sama sekali pengeluarannya atas kebijakan
manajemen.
2.
Biaya
Variabel
Biaya variabel adalah
biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume
kegiatan. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi.
a.
Engineered
Variable Costs
Engineered
Cost
adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan
tertentu. Hampir semua biaya variabel merupakan Engineered Cost. Engineered variable cost merupakan biaya yang
antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata.
b. Discretionary Variable Costs
Kadang-kadang orang
menganggap bahwa Engineered cost sama dengan biaya variabel. Telah disebutkan
di atas bahwa hampir semua biaya variabel merupakan Engineered costs, tetapi ada beberapa biaya variabel yang pantas
untuk dikelompokkan ke dalam discretionary
variable costs. Hal ini disebabkan karena discretionary variable cost tersebut bersifat variabel, berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan karena manajemen memutuskan
kebijakan demikian. Dengan kata lain, discretionary
variable cost merupakan biaya yang masuk dan keluarannya memiliki hubungan
erat namun tidak nyata (bersifat artifisial).
3.
Biaya
Semivariabel
Biaya semivariabel adalah
biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang
tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur
variabel merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan.
3.
Penentuan
Pola Perilaku Biaya
Ada
3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1. Pertama, harus dipilih biaya yang akan
diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas
(dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2. Kedua, harus dipilih variabel bebas
(independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut
berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan, y = f(x).
3. Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan
yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel
bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.
Ø Metode Penaksiran Fungsi Linear
Ada
dua pendekatan dalam memperkirakan fungsi biaya : (a) pendekatan historis
(historical approach) dan (b) pendekatan analitis (analytical approach). Ada
tiga metode dalam pendekatan historis yakni : (1) metode titik tertinggi dan
terendah, (2) metode biaya berjaga, dan (3) metode kuadrat terkecil.
1.
Metode
Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Contoh
1
Berikut disajikan data kegiatan dan biaya
reparasi & pemeliharaan pada PT Eliona Sari
tahun 19X1 yakni :
Bulan Ke
|
Biaya Reparasi &
Pemeliharaan
|
Jam Mesin
|
1
|
750.000
|
6.000
|
2
|
715.000
|
5.500
|
3
|
530.000
|
4.250
|
4
|
600.000
|
4.000
|
5
|
600.000
|
4.500
|
6
|
875.000
|
7.000
|
7
|
800.000
|
6.000
|
8
|
1.000.000
|
8.000
|
9
|
800.000
|
6.000
|
10
|
750.000
|
6.000
|
11
|
550.000
|
4.500
|
12
|
600.000
|
4.500
|
8.570.000
|
66.250
|
Biaya
Reparasi & Pemeliharaan pd Tingkat Kegiatan Tertinggi dan Terendah
|
|||
Tertinggi
|
Terendah
|
Selisih
|
|
Jumlah
Jam Mesin
|
8.000
|
4.000
|
4.000
|
Biaya
Repr & Pemelhr.
|
Rp.
1.000.000
|
Rp.
600.000
|
Rp.
400.000
|
Unsur biaya variabel dalam
biaya reparasi dan pemeliharaan dihitung sebagai berikut :
Biaya
variabel = Rp. 400.000 : 4.000 = Rp. 100
per jam mesin
Perhitungan
unsur biaya tetap dalam biaya reparasi dan pemeliharaan mesin disajikan sebagai
berikut :
Titik Kegiatan Tertinggi
|
Titik
Kegiatan Terendah
|
|
Biaya
Reparasi & pemeliharaan mesin yg terjadi
|
Rp.
1000.000
|
Rp.
600.000
|
Rp.
100 x 8.000
|
800.000
|
|
Rp.
100 x 4.000
|
Rp.
400.000
|
|
Biaya
Reparasi & Pemeliharaan Tetap
|
Rp. 200.000
|
Rp.
200.000
|
Fungsi
biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dinyatakan secara matematis, berbentuk
fungsi linier yakni :
Y
= 200.000 + 100x
2.
Metode Biaya Berjaga ( Standby Cost
Method)
Metode
ini mencoba menghitung berapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata
perusahaan ditutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol.
Contoh
: Berdasarkan data di atas, misal pada tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000
jam mesin per bulan biaya yang dikeluar kan sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan
menurut perhitungan, apabila perusahaan tidak berproduksi, biaya reparasi yang
tetap harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 400.000 per bulan.
Maka
penentuan biaya variable dan tetap dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya
yang dikeluarkan pada Rp.
1.000.000
tingkat
8000 jam mesin
Biaya
Tetap ( Biaya berjaga) Rp. 400.000
Biaya Variabel per jam
= Rp. 600.000 : 8000 = Rp. 75 per jam mesin
Dengan demikian fungsi
biaya reparasi dan pemeliharaan tersebut dapat dinyatakan secara matematis
sebagai berikut :
Y = 4.00.000 + 75 x
3.
Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares
Method)
Dalam
persamaan garis regresi : y = a + bx, dimana y merupakan variable tidak
bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh
perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas (independent variable).
Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel x menunjukkan volume kegiatan.
Rumus perhitungan a dan
b dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :
b.
= n ∑(xy) -
∑x ∑ y
n ∑x2 - (∑x)2
a = ∑y
- b(∑x)
n
Biaya
Reparasi&Pemeliharaan
|
||||
Bln
ke
|
(Rp.1000)
|
Jam
Mesin
|
||
y.
|
x.
|
xy
|
x2
|
|
1
|
750
|
6000
|
4500000000
|
36000000
|
2
|
715
|
5500
|
3932500000
|
30250000
|
3
|
530
|
4000
|
2120000000
|
16000000
|
4
|
600
|
4000
|
2400000000
|
16000000
|
5
|
600
|
4500
|
2700000000
|
20250000
|
6
|
875
|
7000
|
6125000000
|
49000000
|
7
|
800
|
6000
|
4800000000
|
36000000
|
8
|
1000
|
8000
|
8000000
|
64000000
|
9
|
800
|
6000
|
4800000000
|
36000000
|
10
|
750
|
6000
|
4500000000
|
36000000
|
11
|
550
|
4500
|
2475000000
|
20250000
|
12
|
600
|
4500
|
2700000000
|
20250000
|
N=12
|
∑y
|
∑x.
|
∑xy.
|
∑x2
|
8570000
|
66000
|
41060500000
|
380000000
|
b. =
12 x 41.060.500.000 – 66.000. x 8570000 =
0,115
12 x 380.000.000 – (66.000)2
a.
= 8.570.000 – b x 66.000 = 79,27
12
Jadi biaya reaparasi
dan pemeliharaan mesin tersebut terdiri dari :
Biaya
variabel = Rp. 115 per jam mesin ( 0,115 x Rp.1.000)
Biaya
tetap = Rp.
79.270 per bulan
Atau fungsi linear
biaya tersebut adalah :
Y = 79.270 + 115x
4.
Arus
Biaya serta Contohnya
Akuntansi
biaya tidak menambah ataupun mengubah siklus akuntansi dan prinsip-prinsip
akuntansi yang sudah dikenal dalam akuntansi keuangan. Semua biaya manufaktur,
tanpa mempedulikan, apakah tetap atau variable, mengalir melalui akun barang
dalam proses dan pembuatan barang jadi. Berdasarkan hasil analisis didapat
bahwa variabel metode arus biaya persediaan dan gross profit margin tidak
pengaruh signifikan terhadap market value perusahaan. Sedangkan variable
perputaran persediaan dan nilai persediaan berpengaruh signifikan antara
perusahaan terhadap market value perusahaan. Hasil penelitian variabel secara
simultan ini menunjukan bahwa variabel metode arus biaya persediaan, Perputaran
persediaan, Gross Profit Margin, Nilai persediaan berpengaruh signifikan
terhadap nilai pasar Perusahaan.
Contoh
:
Membuat
Laporan Harga Pokok Produksi Dan Harga Pokok Penjualan
Di
bawah ini merupakan data-data dari PT SEMPURNA selama Bulan Januari 2015 :
Ø Persedian
pada awal bulan januari 2015 adalah :
Persedian bahan baku Rp 5.300.000,-
Persediaan bahan dalam proses Rp 4.800.000,-
Persedian barang jadi Rp 2.000.000,-
·
Persediaan akhir januari 2015 :
Persediaan bahan baku Rp 6.700.000,-
Persediaan barang dalam proses Rp 5.900.000,-
Persediaan barang jadi Rp 1.000.000,-
·
Selama bulan januari 2015 telah terjadi transaksi
sebagai berikut :
ü Pembelian
bahan baku
Rp 14.200.000,-
ü Sebagian
bahan baku di kembalikan karena rusak
Rp 2.400.000,-
ü Membayar
gaji dan upah untuk bulan januari 2015 :
Upah tenaga kerja langsung Rp 6.700.000,-
Upah tenaga kerja tidak langsung Rp 2.750.000,-
·
Membayar biaya-biaya Produksi yang
menjadi beban bulan januari 2105:
Biaya listrik air dan telepon Rp 225.000,-
Biaya pemeliharaan gedung pabrik Rp 450.000,-
Biaya asuransi gedung pabrik Rp 350.000,-
Biaya lain-lain dipabrik Rp 175.000,-
·
Biaya penyusutan gedung pabrik dan
mesin-mesin pabrik yang menjadi beban bulan januari 2015 masing-masing Rp 375.000,- dan Rp 180.000,-
·
Biaya periode bulan januari 2015 :
Biaya Gaji bagian penjualan Rp 1.000.000,-
Biaya Iklan
Rp 50.000,-
Biaya pengangkutan Rp 50.000,-
·
Biaya Administrasi dan Umum :
Biaya perlengkapan kantor Rp 500.000,-
Biaya asuransi bag.adm&umum Rp 200.000,-
Biaya listrik dan telepon bag.Umum Rp 155.000,-
Biaya penyusutan peralatan kantor Rp 100.000,-
Pendapatan
bagian Penjualan
Rp 5.000.000,-
Rektur
penjualan
Rp 500.000,-
Pajak
PPh pasal 25
Rp 950.000,-
No comments:
Post a Comment