Tuesday, December 4, 2018

SAP 4 Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


KOMUNIKASI BISNIS
SAP 4



1.                  Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Pengertian komunikasi sendiri adalah suatu proses penyampaian pesan dari suatu pihak kepada pihak lain agar tejadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Sedangkan, komunikasi lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya disuatu daerah, wilayah atau negara. Dalam dunia bisnis, komunikasi lintas budaya menjadi elemen yang sangat penting. Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis. Misalnya saja menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul rasa tidak nyaman, timbul kesalahpahaman. Oleh sebab itu mempelajari Komunikasi Lintas Budaya menjadi sangat penting. Tujuannya diantaranya adalah (Litvin 1977) :
a. Menyadari budaya sendiri
b. Lebih peka secara budaya
c. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
d. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang, dll.
Budaya sendiri juga memilki komponen-komponennya. Komponen tersebut antara lain Budaya material, Organisasi sosial, Sistem kepercayaan atau keyakinan, Estetika, dan Bahasa. Komunikasi antar budaya yang efektif terjadi apabila muncul mutual understanding atau komunikasi yang saling memahami. Saling memahami artinya keadaan di mana seseorang dapat memperkirakan bagaimana orang lain memberi makna atas pesan yang dikirim dan menyandi balik pesan yang diterima. Berbagai cara  untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi lintas budaya dalam bisnis antara lain memelihara iklim komunikasi terbuka, memegang teguh etika berkomunikasi, menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima, memelih saluran atau media yang tepat serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya.

2.         Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya, Hambatan Bahasa
Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang dimiliki bersama (Boove dan Thill 2003,68). Budaya juga diartikan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap, dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku, dan berkomunikasi. Mereka cenderung bertindak dengan cara yang serupa sesuai dengan asumsi yang dianut.
1.      Beberapa budaya terdiri atas beberapa kelompok budaya yang beragan dan berbeda. Kelompok budaya utama terdiri atas beberapa kelompok budaya yang cenderung homogen. Kelompok budaya yang cenderung homogen dalam yang ada dalam suatu budaya disebut subbudaya. Misalnya, budaya Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya etnik Jawa, Sunda, Bali, Betawi, Batak, Dayak, Sasak, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria sebagai subbudaya, tetapi memiliki ciri-ciri yang mencolok. Kelompok itu sering disebut subkelompok yang menyimpang. Misalnya, kaum homoseks, waria, pecandu obat bius, dan penganut sekte agama yang dilarang.
2.                  Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai aspek situasi, yang berkisar dari interaksi antara orang-orang yang budayanya berbeda secara ekstrim hingga dalam interaksi antara orang-orang yang budayanya sama, tetapi subbudayanya atau subkelompok budayanya berbeda. Besarnya perbedaan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain tergantung pada tingkat keunikan masing-masing. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung pada pemahaman terhadap perbedaan budaya. Selain mempermudah hubungan bisnis, pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligus juga meningkatkan reputasi perusahaan.

·           Mengenali Perbedaan Budaya
Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Boove dan Thill, 2003:69).
a.     Nilai-nilai sosial
Pada umumnya, penduduk Amerika Serikat menjunjung tinggi kerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas secara efisien. Penggunaan dua pekerja dengan metode kerja modern dianggap lebih baik daripada dengan menggunakan empat pekerja, tetapi dengan metode kerja tradisional. Sementara itu, di negara-negara yang angka penganggurannya tinggi, seperti India dan Pakistan, menciptakan pekerjaan lebih penting dibandingkan dengan bekerja secara efisien. Oleh karena itu, para eksekutif di negara tersebut lebih suka memperkerjakan empat orang dibandingkan dengan dua orang. Nilai-nilai sosial dapat memengaruhi tindakan seseorang.
b.    Peran dan Status
Di banyak negara, wanita belum memainkan peran yang memainkan peran dalam bisnis. Apabila ada eksekutif wanita yang berkunjung ke negara tersebut, bisa jadi itu disepelekan atau dianggap tidak seriius. Negara juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat kepada atasan.
c.     Adat Pembuatan Keputusan
Di Amerika Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapai keputusan secepat
dan seefisien mungkin. Manajer puncak cukup memikirkan hal pokok saja, sedangkan rincian diserahkan kepada bawahan. Tidak demikian halnya di Yunani, mengabaikan rincian dianggap sikap menghindar dan tidak dapat dipercaya. Di Pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan eksekutif tinggi. Di Cina dan Jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses yang rumit dan waktu yang panjang. Persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas.
d.         Konsep Mengenai Waktu
Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. Bagi  eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana agar bisa efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. Pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh waktu. Bagi ekskekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. Waktu yang diperlukan untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleksibel.
e.         Konsep Ruang Pribadi
Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Orang Kanada dan Amerika Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis. Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jerman dan Jepang. Akan tetapi bagi orang Arab dan Amerika Latin, jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh.
f.          Konteks Budaya
Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna diantara mereka yang berkomunikasi.
g.         Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh.
h.         Tingkah Laku
Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara suatu negara dengan negara yang lain. Contoh Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap suatu penghinaan oleh orang Mesir.
i.          Tingkah Laku Legal dan Etis
Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat pemerintah untuk mendapat kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang rutin dan tidak dianggap ilegal.
j.          Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan, cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan tersebut.
·           Menghadapi Hambatan Bahasa

Bahasa tidak diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain atas dasar kata-kata. Bahasa bersifat idiomatik, yang artinya disusun dengan ungkapan dan pengelompokkan kata yang dapat bertentangan dengan pola umum dari kerangka bahasa itu dan dapat memiliki arti yang jauh berbeda dari komponen individual apabila diterjemahkan secara harfiah ( Boove dan Thill 2003:76). Misalnya, slogan pepsi yang berbunyi “come alive with Pepsi”  (hidup ceria dengan pepsi) diterjemahkan oleh orang Jerman dengan “come out of the grave” (keluar dari kuburan) dan oleh orang Thailand sebagai “bring your ancestor back from the dead”  (membangkitkan kembali nenek moyang). Jika seseorang dari Inggris berbicara dengan rekan bisnisnya dari Indonesia dengan Bahasa Inggris, mungkin akan terjadi kesulitan karena perbedaan pengucapan dan aksen. Sekelompok karyawan Toyota Jepang yang dipindahkan ke AS mengikuti kelas khusus untuk belajar mengatakan “jet yet?” yang berarti “did you eat yet?”  dan “cannahepya”  yang berarti ”can i help you?”.  Perbedaan dalam lafal, perubahan vokal, dan kosakata dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi lintas budaya.
Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita, ada tiga pilihan yang dapat dilakukan, yaitu mempelajari bahasa orang itu, menggunakan perantara atau penerjemah, atau mengajarkan mereka bahasa kita. Jika memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari bahasa dan budaya mereka akan lebih bermanfaat.

3.         Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Antar Budaya
·                     Negosiasi Lintas Budaya
Negosiasi dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda merupakan suatu bentuk ujian seberapa baik keterampilan komunikasi anda. Moran, Stahl & Boyer International, sebuah perusahaan bergerak di bidang pelatihan lintas budaya (cross-cultural training), membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan budaya tinggi ( deep culture ), yang terdiri atas sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut. Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk ketidaksetujuan pun bervariasi.
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda. Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
Berikut ini adalah beberapa petunjuk atau tips yang diperlukan seseorang ketika berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
a. Asumsikan berbeda hingga suatu persamaan telah terbukti. Jangan berasumsi bahwa orang lain memiliki pandangan sama sampai benar-benar menjadi kenyataan.
b. Berani mengambil tanggung jawab saat berkomunikasi. Jangan berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan orang lain untuk berkomunikasi dengan orang lain.
c.  Tidak memberi pendapat. Belajar mendengar suatu cerita yang utuh dan terimalah perbedaan dengan tanpa memberikan pendapat atau penilaian tentang mereka.
d. Tunjukkan suatu penghargaan. Belajar bagaimana suatu penghargaan itu dikomunikasikan melalui suatu gerak isyarat, kontak mata, dan sejenisnya dalam berbagai budaya yang berbeda.
e. Empati. Sebelum menyampaikan suatu pesan, cobalah untuk membayangkan perasaan orang lain bagaimana dan mengapa berkomunikasi.








Daftar Pustaka

Dewi, Sutrisna, 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.  

No comments:

Post a Comment