Saturday, May 19, 2018

RINGKASAN BAB I BUKU DASAR-DASAR AKUNTANSI


RINGKASAN BAB I
BUKU DASAR-DASAR AKUNTANSI
AKUNTANSI DAN LINGKUNGAN BISNIS




Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Akuntansi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Dari sudut pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatau entitas”. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, pengambilan keputusan oleh manajemen dan pertanggungjawaban entitas kepada investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu entitas”. Pada dasarnya akuntansi harus mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil, memproses atau menganalisis data yang relevan, dan mengoalh data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
            Kebutuhan akan jasa akuntansi meningkat pesat dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan dunia bisnis. Akuntan dapat bekerja dalam bidang (1) akuntansi intern atau (2) akuntansi publik. Akuntan yang bekerja dalam sebuah perusahaan (organisasi yang bertujuan mencari laba) atau suatu organisasi nirlaba, disebut bekerja dalam bidang akuntansi interen (biasa juga disebut akuntansi prifat). Akuntan beserta stafnya yang bekerja untuk memberi jasa akuntansi bagi masyarakat (publik) disebut bekerja di bidang akuntansi publik. Bidang akuntansi publik antara lain; audit atas laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi paling utama yang diberikan kepada publik (umum), akuntansi perpajakan adalahjasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan masyarakat, konsultasi manajemen adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang luas biasanya jasa ini diberikan bersamaan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan. Bidan akuntansi interen antara lain; akuntansi biaya menganalisis beban perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan beban, peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang terinci untuk mencapai sasaran tersebut, perancangan sistem informasi mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan interen maupun eksteren, audit interen adalah audit yang dilakukan oleh auditor intern perusahaan. Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan menjadi dua kelompok yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan laporan keuangan untuk kepentingan pihak luar. Akuntansi manajemen adalah akuntansiyangbertujuan utama menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen.
            Proses pelaporan informasi akuntansi dilakukan melalui empat jalur, yaitu: (1) jalur laporan untuk manajemen, (2) jalur laporan untuk perpajakan, (3) jalur laporan khusus, dan (4) jalur laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi sebelumnya disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3) peringkasan, (4) pelaporan dan (5) penganalisisan data keuangan dari suatu entitas. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu. Kegiatan pencatatan dan penggolongan yang bersifat rutin dapat dilakukan dengan tulis tangan seperti yang dijumpai pada perusahaan-perusahaan kecil, dan ada pula yang dikerjakan dengan bantuan komputer seperti yang banyak dijumpai di perusahaan-perusahaan besar. Metode pencatatan akuntansi mana yang akan digunakan dalam suatu organisasi, apakah metode tulis tangan, mekanik atau elektronik tergantung pada berbagai faktor. Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan antara lain besarnya organisasi, jumlah data yang harus diproses, dan jumlah bebab yang harus dikeluarkan dalam pemakaian setiap metode tersebut. Perusahaan kecil mungkin akan menganggap beban pemakain komputer terlalu mahal, sebaliknya dalam perusahaan besar penggunaan metode tulis tangan dipandang tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan sangat banyak jumlahnya. Semua metode tersebut sama-sama membutuhkan adanya konsep-konsep dasar akuntansi.
            Setiap profesi dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu agar jasa yang diberikannya dapat diterima masyarakat dan pemakai jasa menjadi terlindungi. Pilar- pilar utama dalam profesi akuntansi meliputi (1) etika dalam pelaporan keuangan, (2) prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan (3) asumsi. Etika adalah prinsip-prinsip moral yang menjadi pedoman bertindak atau berprilaku. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang menjunjung tinggi etika bisnis. Mereka tidak hanya memikirkan keuntungan bagi perusahaannya sendiri, tetapi juga memperhatikan kepentingan konsumen dan masyarakat luas. Mereka yakin bahwa posisi kompetitif perusahaan akan semakin kuat apabila perusahaan tersebut selalu mempertahankan standar etika yang tinggi. Berbagai pihak baik individu, bisnis, lembaga pemerintah, serta pihak lainnya, mengandalkan keputusan yang diambilnya berdasarkan laporan akuntansi. Oleh karena peran laporan akuntansi demikian penting, maka laporan tersebut harus disusun secara akurat dengan bias sesedikit mungkin. Akuntan harus menolak tekan dari mana pun datangnya. Sebagai contohnya, akuntan sebuah perusahaan mendapat perintah dari atasannya untuk menunda pelaporan suatu kerugian sampai bank memberi persetujuan atas permohonan kredit yang sedang diajukan perusahaan tersebut. Hal semacam itu, jika dilakukan, akan menghasilkan informasi yang menyesatkan, dan hal tersebut tidak etis serta melawan hukum. Para akuntan di Indonesia, baik yang bekerja di bidang akuntansi privat maupun publik, memiliki kode etik yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Selain itu, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyusun Kode Etik Profesi Akuntan Publik khusus untuk para anggotanya, yaitu mereka yang bekerja sebagai akuntan publik. Khusus untuk auditor interen, Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern menyusun Kode Etik Profesi Audit Internal. Dengan adanya kode etik tersebut, para akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya diwajibkan selalu menjunjung tinggi perilaku etis.
            Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang digunakan para akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai kepentingan yang berbeda-beda. Pihak-pihak tersebut antara lain manajemen perusahaan itu sendiri, kreditur yang memberi kredit (pinjaman), calon investor yang sedang mempertimbangkan investasi yang akan ia lakukan, pemerintah yang akan memungut pajak, dan pihak-pihak lainnya. Manajemen selaku pihak yang menerbitkan laporan keuangan tidak boleh dan tidak bisa hanya mencatat dan melaporkan transaksi yang dianggapnya cocok, dilihat dari sudut kepentingan manajemen sendiri. Oleh karena itu diperlukan prinsip akuntansi yang berlaku umum sebagai pedoman bagi para akuntan di dalam menyusun laporan keuangan. Dengan demikian para pemakai laporan keuangan dapat membandingkan kondisi keuangan dan hasil operasi antar perusahaan. Paad awalnya prinsip akuntansi yang berlaku umum di setiap negara tidak sepenuhnya sama. Sejalan dengan perkembangan jaman yang kita kenal dengan era globalisasi, dirasa perlu untuk melakukan harmonisasi antara prinsip-prinsip akuntansi dari berbagai negara. Hal ini diperlukan karena perusahaan-perusahaan semakin banyak yang beroperasi di berbagi negara (perusahaan multinasional), sehingga timbul kesulitan dalam penerbitan laporan keuangan apabila harus berpedoman pada prinsip akuntansi dari negara yang berbeda-beda. Proses harmoninasi ini telah berlangsung bertahun-tahun dengan dipelopori oleh International Accounting Standards Board (IASB). Dewan ini telah merumuskan International Financial Reporting Standards (IFRS). Pemberlakuan IFRS di berbagai negara tidak dapat dilakukan secara serentak karena membutuhkan waktu penyesuaian dan persiapan yang tidak mudah. Ikatan Akuntan Indonesia memutuskan untuk memberlakukan IFRS bagi perusahaan-perusahaan publik mulai tahun 2011, sedangkan untuk yang bukan perusahaan publik diberlakukan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
             Informasi akuntansi didasarkan pada data yang paling bisa diandalkan. Pedoman tentang hal ini adalah prinsip reliabilitas, atau sering juga disebut prinsip obyektivitas. Data yang bisa diandalkan (bisa dipercaya) adalah data yang bisa diverifikasi, artinya dapat dengan mudah dikonfirmasi dengan data independen lainnya yang berkaitan. Sebagai contoh, sebuah pinjaman pada bank didukung oleh surat perjanjian dengan bank. Ini adalah bukti obyektif etntang adanya pinjaman pada bank. Tanpa adanya prinsip reliabilitas, data akuntansi mungkin hanya akal-akalan atau pendapat, bukan data obyektif. Prinsip biaya perolehan menetapkan jumlah yang dipakai dalam catatan akuntansi dengan pembelian barang dan jasa. Dari contoh yang ada dibuku, dalam pertukaran antara pembeli dan penjual, keduanya akan bernegosiasi untuk mencapai harga yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Hanya harga akhir yaitu harga yang disepakati kedua belah pihak yang cukup obyektif untuk tujuan akuntansi. Apabila angka harga suatu barang atau jasa diubah-ubah dalam catatan akuntansi, baik berubah naik atau turun hanya karena ada pihak lain yang menawar atau karena membaca berita disurat kabra bahwa harga naik, maka laporan akuntansi menjaditidak stabil dan tidak bisa diandalkan.
            Asumsi merupakan fondasi dalam proses akuntansi. Ada tiga asumsi penting melandasi proses akuntansi, yaitu Konsep Entitas, Konsep Kelangsungan Usaha, dan Konsep Unit Moneter  yang Stabil. Konsep yang paling mendasar dalam akuntansi adalah entitas. Suatu entitas akuntansi adalah suatu organisasi yang berdiri tersendiri sebagai suatu satuan ekonomi yang terpisah. Asumsi konsep kelangsungan usaha merupakan dasar atau alasan mengapa akuntansi mengukur aset berdasarkan nilai biaya perolehan historis seperti telah diuraikan. Konsep ini mengasumsi bahwa entitas akan tetap beroperasi dimasa datang untuk waktu yang tidak terbatas. Ini berarti bahwa dengan konsep kelangsungan usaha, akuntan berasumsi bahwa bisnis akan terus beroperasi dalam waktu yang cukup panjang untuk menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Konsep unti moneter yang stabil, dalam akuntansi, perusahaan hanya mencatat data transaksi yang bisa dinyatakan dalam satuan uang. Asumsi ini memungkinkan akuntan mengkuantifikasi (mengukur) kejadian-kejadian ekonomi. Asumsi ini juga penting untuk menerapkan prinsip beban perolehan.
            Jenis-jenis organisasi bisnis yang terdapat di masyarakat. Suatu bisnis dapat diorganisasi dalam salah satu bentuk berikut; (1) badan usaha perorangan, (2) badan usaha persekutuan, (3) badan usaha perseroan. Badan usaha perorangan adalah bisnis yang hanya dimiliki oleh satu orang, biasanya pemilik merangkap juga sebagai pimpinan perusahaan. Badan usaha persekutuan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang bersekutu untuk melaksanakan usaha bersama dengan nama bersama. Badan usaha perseroan, perseroan adalah bisnis yang dimiliki oleh para pemegang saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan harus memiliki anggaran dasar yang disahkan oelh Menteri Hukum dan HAM.
            Suatu transaksi bisnis adalah suatu kejadian ekonomi atau kondisi yang secara langsung mempengaruhi posisi keuangan entitas atau secara langsung mempengaruhi hasil operasi entitas tersebut. Sebagai organisasi yang bertujuan memperoleh laba, perusahaan berusaha untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan dijual kepada konsumen dengan harga yang menguntungkan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut, perusahaan membutuhkan sarana dan dana. Keberhasilan perusahaan untuk memperoleh laba yang diinginkan ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Kegiatan-kegiatan seperti menerima setoran dari pemilik, meminjam uang dari luar perusahaan, membeli gedung dan peralatan, membeli bahan, membayar gaji pegawai, dan menjual barang, disebut transaksi bisnis atau transaksi keuangan. Walaupun bidang usaha dan skala perusahaan berbeda-beda, namun pada hakikatnya kegiatan perusahaan selalu berkisar pada penggunaan sejumlah aset pada usaha produktif sehingga dapat dilakukan penjualan dan diperoleh keuntungan.
            Kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan disebut aset. Aset tersebut bisa berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal (ekuitas), dan bisa juga berasal dari pinjaman dari luar perusahaan yang disebut kewajiban.
ASET = KEWAJIBAN
ASET = KEWAJIBAN + MODAL
Dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen aset atau aset perusahaan sama dengan jumlah komponen kewajiban dan modal. Transaksi-transaksi perusahaan akan berpengaruh terhadap jumlah komponen-komponen tersebut, tetapi jumlah aset akan selalu sama dengan jumlah kewajiban dan modal. Hubungan ketiga komponen tersebut mencerminkan posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan ini menjadi salah satu tolak ukur kesehatan keuangan perusahaan. Keadaan posisi keuangan ini harus dilaporkan secara periodik kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti: manajer, investor (pemilik), kreditur, pemerintah, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
            Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi terdiri atas: (1)neraca, (2)laporan laba-rugi, (3)laporan perubahan modal, (4)laporan arus kas. Pada umumnya laporan keuangan disusun setahun sekali (tahunan), namun ada pula perusahaan yang menyusun laporan keuangannya tiap kuartal, bahkan tiap bulan. Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan aset (harta kekayaaan), kewajiban, dan moral (ekuitas) yang dimiliki oleh suatu entitas (perusahaan) pada suatu saat tertentu. Persamaan akuntansi yaitu suatu persamaan yang menunjukkan bahwa jumlah semua aset atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang tercantum pada sisi kanan. Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama dengan jumlah aset perusahaan. Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Aset bisa bermacam-macam wujudnya, ada yang berwujud seperti kas, persediaan barang dagangan, tanah, gedung dan mesin. Ada pula yang tidak berwujud seperti misalnya tagihan kepada pelanggan yang dalam akuntansi disebut piutang usaha, serta berbagai bentuk pembayaran dimuka (uang muka) atas jasa tertentu yang baru akan diterima di masa yang akan datang seperti premi asuransi dibayar di muka. Urutan aset yang ditulis di neraca dimulai dengan aset lancar (kas, piutang, persediaan barang dan sebagainya) dan diikuti dengan aset-aset yang bersifat lebih permanen (tanah,gedung, mesin, dan sebagainya). Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. Modal atau ekuitas dicantumkan dalam neraca dibawah kewajiban.
            Laporan laba-rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara penghasilan perusahaan dengan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Apabila penghasilan lebih besar daripada beban, perusahaan dinyatakan memperoleh laba, dan bila terjadi sebaliknya (penghasilan lebih kecil daripada beban) maka perusahaan menderita rugi.
            Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut akan menambah modal pemilik. Sebaliknya jika perusahaan menderita rugi, maka modal pemilik menjadi berkurang. Modal pemilik dapat dirubah karena tambahan investasi atau berkurang untuk kepentingan pribadi.
            Seandainya neraca disusun setiap kali setelah terjadi suatu transaksi, maka aset selalu seimbang (sama) dengan jumlah kewajiban dan modalnya. Namun dalam praktik hal ini tidak pernah dilakukan perusahaan, karena selain tidak praktis, neraca umumnya hanya disusun pada tiap akhir periode tertentu. Meskipun demikian setiap orang yang mempelajari akuntansi hanya selalu membayangkan pengaruh setiap transaksi yang terjadi terhadap neraca. Selain itu harus dibayangkan bahwa walaupun angka-angka dalam neraca berubah karena adanya transaksi, tetapi jumlah aset selalu sama dengan jumlah kewajiban dan modal.

No comments:

Post a Comment

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN : SAP / RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN 1.              Identi...