RMK 2
MANAJEMEN OPERASI
I.
PENGERTIAN
DAN KOMPONEN PRODUK SERTA PETA PERCEPTUAL
1.1 Definisi
produk
Ø Hasil
dari pengembangan suatu strategi bisnis.
Ø Output
dari proses konversi atau yang biasa disebut
dengan proses produksi, input akan diubah menjadi output yang bernilai lebih
besar karena adanya nilai tambah dari input semula
1.2 Komponen produk
Produk tidak sekedar hasil produksi, karena sebenarnya produk
memiliki beberapa komponen, yaitu nama, idea dan
kemasan. Produk tanpa nama akan sulit dikenali konsumen. Produk tanpa idea menjadi sulit dipahami. Produk tanpa
kemasan akan menjadi kurang menarik.
a. Nama atau merek merupakan suatu identitas bagi suatu produk. Nama
atau merek dapat digunakan untuk berkomunikasi kepada para pelanggan dengan
melalui hal berikut :
·
Nama/Merek , dapat berwujud nama, terminologi, simbol,
desain, atau image, yang mengidentifikasikan dan
membedakan produk perusahaan dengan produk kompetitor.
·
Nama atau Merek bukanlah sekedar nama saja, melainkan
menjadi satu set image yang bisa mengkomunikasikan produk kepada pembeli produk
- Nama atau merek mampu
menggambarkan kualitas produk, reliabilitas produk,
kinerja produk maupun perusahaan pembuat produk, dll
- Nama atau merek dapat digunakan
perusahaan untuk menarik perhatian konsumen
b. Idea merupakan salah satu komponen yang menjiwai suatu produk, agar
pelanggan mengerti maksud dan fungsi dari produk itu sendiri, maka suatu produk
harus memiliki suatu idea yang jelas
dan menarik.
c. Kemasan Produk juga perlu diperhatikan oleh lembaga bisnis
aau produsen. Kemasan produk yang menarik juga akan menarik konsumen. Peran dari kemasan antara lain :
- Kemasan menambah nilai produk perusahaan
- Kemasan dapat digunakan sebagai media komunikasi
melalui logi atau tulisan di kemasan
- Kemasan dapat digunakan untuk menjelaskan produk dan kegunaan
produk tersebut
- Kemasan dapat digunakan untuk memberi peringatan,
menunjukkan garansi/ tanggal kadaluarsa
- Kemasan dapat didesain sehingga produk yang dikemas
menjadi lebih mudah untuk dibawa kemana pergi
- Kemasan dapat digunkan untuk membuat produk menjadi
kelihatan indah dan menarik
- Kemasan juga berguna untuk memproteksi atau melindungi
produk yang ada di dalamnya
·
Kemasan dapat digunakan untuk identitas produk perusahaan
d. Fitur merupakan Fitur
segala sesuatu yang melekat pada produk di antaranya :
·
Bentuk, warna, dan ukuran produk
- Kenyamanan dalam penggunaan produk
- Keamanan produk dan penggunaan produk
- Daya tahan atau umur produk, baik umur ekonomis maupun
umur teknis produk
- Fleksibilitas penggunaan produk
e. Benefit
merupakan sesuatu yang diperoleh melalui
produk berupa tambahan keuntungan selain fitur produk.
f.
Service merupakan pelayanan yang disediakan oleh perusahaan
kepada pelanggan mengenai produk yang sudah dibeli.
1.3
Peta perceptual
Peta perceptual merupakan metoda untuk melihat perbandingan
persepsi pelanggan terhadap barang/jasa yang berbeda secara visual
II. PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN MACHINE LIFE CYCLE (MLC)
2.1 Product Life Cycle
Product Life Cycle (PLC) dan Machine
Life Cycle (MLC) merupakan suatu kesatuan yang harus dipertimbangkan dengan
baik oleh manajemen perusahaan. Terjadinya ketimpangan antara keduanya akan
merugikan perusahaan. PLC (Product Life Cycle) menggambarkan perkembangan
penjualan produk perusahaan dalam kurun waktu tertentu.Siklus dari Product Life
Cycle (PLC) tersebut dimulai dari perkenalan dan berakhir dengan penurunan.
Adapun siklusnya sebagai berikut :
1.
Tahap perkenalan
(introduction).
Pada
tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi.Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul
baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.Promosi yang dilakukan memang
harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.
2.
Tahap pertumbuhan
(growth).
Dalam
tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya.Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat.
3.
Tahap kedewasaan
(maturity)
Pada
tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetap.Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun.Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu
memperkenalkan produknya dengan model yang baru.
4.
Tahap kemunduran
(decline)
Hampir
semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan
atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.Dalam tahap ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah
kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi
sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Altematif-alternatif
yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
·
Memperbarui barang
(dalam arti fungsinya).
·
Meninjau kembali dan
memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.
·
Menghilangkan ukuran,
warna, dan model yang kurang baik.
·
Menghilangkan sebagian
jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
·
Meninggalkan sama
sekali barang tersebut
2.2 MLC ( Machine Life Cycle )
Machine Life
Cycle (MLC) adalah siklus hidup mesin.Mesin yang dimaksud merupakan mesin yang
digunakan untuk memproduksi produk yang dijual perusahaan hendaknya mempunyai
siklus hidup yang seimbang dengan siklus hidup produk. Adapun tahapan MLC
antara lain :
1.
Tahap persiapan dan instalasi
Dalam tahap ini belum ada satupun produk yang
dihasilkan melalui mesin dan peralatan tersebut.Sehingga dalam tahap ini jarang
digambarkan dalam grafik yang menghubungkan jumlah unit yang diproduksi dengan
waktu.
2.
Tahap produksi percobaan
Tahap produksi percobaan merupakan percobaan terhadap
mesin dan peralatan produksi yang baru.
3.
Tahap produksi normal
Pada tahapan ini, mesin dan peralatan produksi
dipergunakan sesuai kapasitas normal.Walaupun begitu, tetap diperlukan adanya
pemeliharaan mesin secara rutin dan pemeliharaan berkala harus selalu dilakukan
agar mesin dan peralatan produksi tetap berfungsi dengan baik.
4.
Tahap pemberhentian
Pada tahapan ini, mesin dan peralatan produksi
diberhentikan tugasnya dari proses konversi. Sehubungan dengan ini, ada 2 macam
pemberhentian, yaitu :
a.
Pemberhentian sementara
Pemberhentian in berarti pemberhentian untuk sementara
waktu saja. Dalam tahap ini manajemen akan melakukan perbaikan besar-besaran.
Seperti penggantian suku cadang, dan sebagainya.Bisa jadi perbaikan yang
dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama.
b.
Pemberhentian permanen
Pemberhentian permanen diartikan bahwa mesin dan alat
produksi tersebut benar – benar tidak dapat lagi dipergunakan.
2.3 Hubungan antara Product Life Cycle (PLC) dan
Machine Life Cycle (MLC)
Kurun waktu
yang dimilikioleh PLC dan MLC tidaklah sama. Ada kalanya PLC memiliki kurun
waktu yang lebih singkat dan ada kalanya pula MLC yang memiliki kurun waktu
yang lebih singkat.Kedua keadaan tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi
perusahaan.
Jika Product Life Cycle (PLC)
memiliki kurun waktu lebih cepat dibandingkan dengan Machine Life Cycle
(MLC).Sehingga, ketika waktu PLC sudah selesai sisa umur MLC sudah tidak ada
lagi produk yang terjual untuk mendukung biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi.Hal
ini dikarenakan jika MLC belum selesai berarti umur ekonomis mesin itu masih
ada.Sementara, produk sudah memasuki tahap penurunan atau sudah tidak dapat
terjual lagi sehingga tidak ada penerimaan pendapatan produk. Sehinggan mesin
tersebut tidak memiliki daya dukung sehingga akan membebani perusahaan.
Keadaan sebaliknya adalah ketika kurun
waktu Machine Life Cycle (MLC) lebih
cepat dari Product Life Cycle (PLC). Ini juga tidak menguntungkan.Karena produk
yang sebenarnya masih sangat diminati konsumen, tidak dapat diproduksi
disebabkan oleh mesin atau alat produksinya yg sudah rusak. Dengan demikian
potensi keuntungan perusahaan akan hilang. Jadi, jelaslah bahwa keseimbangan
antara PLC dan MLC sangat perlu untuk diperhatikan oleh pihak manajemen di
dalam suatu perusahaan.
III. DESAIN PRODUK
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN JASA
3.1 Desain produk
perusahaan manufaktur
Desain
adalah perincian bahan, ukuran, dan toleransi dari bagian masing-masing suatu
produk., ini merupakan aktifitas yang dimulai dengan menggambar bagian,
merakitnya, kemudian memprosesnya lebih lanjut di stasiun kerja desain berbantu
computer (Computer Aided Design – CAD.
Secara ekonomi keberhasilan suatu desain tergantung pada
peningkatan berkualitas produk dengan meminimalkan biaya produksi. DFM adalah salah satu metodologi untuk
mencapai tujuan ini; DFM (Design for
Manufacturing) yang efektif melakukan pengarahan ke biaya rendah manufaktur
tanpa mengorbankan kualitas produk. Sebagai pedoman bagi desainer dalam
pengurangan jumlah bagian, metodologinya memberikan tiga kriteriauntuk
memeriksa masing-masing bagian ketika bagian tersebut ditambahkan pada produk
selama perakitan :
1. Selama pengopraasian produk, apakah pergerakan bagian
berkaitan dengan seluruh bagian lain yang sudah dirakit?
2. Haruskah bagian tersebut menggunakan bahan baku yang berbeda
atau dipisahkan dari bagian-bagian lain yang sudah dirakit?
3. Haruskan bagian tersebut dipisahkan dari seluruh bagian lain
untuk memungkinkan pembongkaran produk dalam rangka penyesuaian atau
pemeliharaan?
3.1.1 Definisi Industri Desain untuk
Manufaktur
o
DFM berarti membuat desain produk yang berbasis manufaktur
dalam rangkauntuk mengoptimalkan kemampuan manufaktur dari desain awal yang
melibatkan tim yang terdiri dari perwakilan dari manufaktur serta semua entitas
fungsional lainnya dalam proses pengembangan produk.
o
DFM adalah komunikasi dan kolaborasi antara manufaktur dan
desain untuk menghasilkan kualitas produk yang meminimalkan manufaktur
hindrances.
o
DFM adalah penggunaan CAD, sistem dan peralatan komputer
lainnya yang ahli untuk merancang dan mengembangkan produk yang relatif mudah
untuk manufaktur.
Prinsip dasar DFM
DFM dan Optimasi
Membuat
proses prsoduksi menjadi lebih sedehana dan mudah dengan menerapkan
prinsip-prinsip DFM yang digunakan sebagai standar penggunaan part, eliminasi
dari komponen yang tidak perlu, integrasi dari beberapa komponen, pilihan
assembli komponen dengan mudah, penggunaan snap fits, dsb.
Keseluruhan Proses adalah Kuncinya
Desain
untuk manufaktur dilakukan melalui kerja sama dari berbagai departemen
fungsional.Departemen fungsional tidak lagi bekerja sebagai entitas yang
terpisah, sebagai gantinya mereka berkomunikasi dan menyelesaikan tugas-tugas
dalam usaha bersama.
Perubahan dalam Proses Desain
Untuk
melaksanakan program desain untuk perusahaan manufaktur harus bersedia untuk
menjalani perubahan. Hal ini meliputi perubahan yang meliputi penyatuan
desain dan pengembangan proses dan struktur organisasi tradisional agar
sesuai dengan prinsip-prinsip DFM.
Pengetahuan Manufaktur dalam Tahap Pengembangan Konsep dan Desain
Dalam
proses manufaktur DFM sesorang harus menetapkan fungsi desain dengan
pengetahuan yang lebih dari operasi manufaktur. Jika memungkinkan, supplier dan
informasi material harus tersedia pada tim desain. Sebagai pemeriksaan akhir
pada desain, orang yang melakukan manufaktur harus bisa meninjau desain
produk dan spesifikasi dalam tahap perluasan konsep dan prototipe.
Computer
aided design
Maksudnya
adalah penggunaan komputer secara interaktif untuk mengembangkan dan
mendokumentasikan produk.
Computer aided
manufacturing
Yaitu
penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. Adapun manfaat CAD
dan CAM adalah sebagai berikut :
1. Kualitas
produk menjadi semakin baik
2. Waktu
desain yang lebih singkat
3. Pengurangan
biaya produksi
4. Ketersediaan
basis data
5. Memunculkan
kemampuan baru
Etika
dan desain ramah lingkungan
Desain
ramah lingkungan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan mempertimbangkan
lingkungan dalam desain dan pengembangan produk atau jasa.Ecodesign adalah pengembangan atas persyaratan penting lain dalam
proses desain, seperti kualitas, biaya, kemampuan manufaktur, fungsionalitas,
ketahanan, ergonomika, dan estetika. Oleh karena itu, produk dengan desain
ramah lingkungan bersifat inovatif memiliki performa lingkungan yang lebih
baik, dan memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan standar pasar.
Berikut
tujuan desain yang etis dan ramah lingkungan:
1. Mengembangkan
produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
2. Meminimalkan
limbah bahan baku dan energy
3. Mengurangi
kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup
4. Meningkatkan
efektivitas biaya dengan mematuhi peraturan lingkungan hidup
3.2 Desain produk perusahaan jasa
Produk jasa sangat berbeda karena
keterlibatan pelanggan secara langsung dalam proses mengakibatkan variabilitas
yang besar dalam proses pembelian layanan dari segi waktu yang digunakan untuk
melayani pelanggan, maupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan
perusahaan. Berikut adalah 3 faktor umum yang perlu dipertimbangkan ketika
menentukan hal tersebut :
1.
Kesamaan dengan layanan
yang dijalankan saat ini. Artinya bahwa layanan baru harus sesuai dengan
layanan pelanggan yang dijalankan saat ini. Namun, beberapa layanan kurang
komplementer, misalnya jasa pencucian mobil dengan fasilitas restoran di area
tunggu.
2.
Kesamaan dengan proses
yang dijalankan saat ini. Gagasan yang sangat luar biasa pun terkait layanan
membutuhkan dukungan operasional agar dapat terlaksana. Contohnya, toko bahan
makanan yang memutuskan memberikan tawaran layanan pesan-antar ke rumah.
3.
Pertimbangan finansial.
Pendesainan dan implementasi sebuah pelayanan baru memakan biaya dan harus
dipertimbangkan secara finansial. Meskipun pendesainan dan implementasi sebuah
pelayanan baru sering dianggap hal positif yang akan mendatangkan keuntungan.
IV. Quality Function
Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD)
merupakan suatu proses untuk menetapkan keinginan pelanggan dan mewujudkannya
menjadi atribut sehingga setiap area fungsional dapat memahami dan
melaksanakannya. QFD digunakan untuk menetapkan apa yang dapat memuaskan
pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas, sehingga QFD sering
digunakan pad awal proses desain. Rumah kualitas (house of quality) merupakan
alat untuk QFD.
Rumah kualitas adalah teknik grafis
untuk menjelaskan hubungan natara keinginan pelanggan dan produk atau jasa.
Dengan menetapkan hubungan ini, seorang manajer operasi dapat membangun produk
dan proses dengan keistimewaan yang diinginkan oleh pelanggan. Dalam membuat
rumah kualitas, dapat dilakukan dengan enam langkah berikut :
1. Kenali
keinginan pelanggan.
2. Kenali
bagaimana produk/jasa akan memuaskan
keinginan pelanggan.
3. Hubungkan
keinginan pelanggan dengan bagaimana
produk akan dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali
hubungan antara sejumlah bagaimana
pada perusahaan.
5. Buat
tingkat kepentingan.
6. Evaluasi
produk pesaing.
V. Aplikasi Quality
Function Deployment (QFD)
Dalam
menerapkan Quality Function Deployment (QFD), harus menerapkan
langkah-langkahnya dengan baik dan benar. Sebagai contoh, yaitu :
Great Cameras, Inc., melakukan
penelitian terhadap pasar dan menerapkan langkah-langkah dari Quality Function
Deployment (QFD) sebagai berikut :
1. Menetapkan
apa yang diinginkan oleh pelanggan.
Keinginan
pelanggan dapat dilihat pada bagian kiri rumah kualitas dan keinginan tersebut
adalah ringan, mudah digunakan,dapat diandalkan, mudah dipegang dan tidak ada
bayangan ganda.
2. Tim
pengembangan prduk menetapkan bagaimana organisasi akan menerjemahkan keinginan
pelanggan tersebut dalam desai produk dan target atribut proses.
Bagian
ini ditunjukkan pada sepanjang bagian atas rumah kualitas, karakteristik ini
meliputi : hemat listrik, komponen aluminium, auto focus, auto exposure, auto
film advance, dan desain yang egronomis.
3. Tim
produk mengevaluasi setiap keinginan pelanggan terhadap bagaimana.
Tim
mengevaluasi seberapa baik desain dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat
dilihat pada matriks hubungan dalam rumah.
4. Tim
pengembangan produk megembangkan hubungan antar produk.
Langkah
ini dapat dilihat dalam atap rumah kualitas.
5. Tim
mengembangkan tingkat kepentingan untuk atribut desainnya.
Tingkat
kepentingan dapat dilihat pada bagian bawah tabel, dimana diberikan nilai 5
untuk tinggi, 3 untuk sedang, dan 1 untuk rendah pada setiap kotak dalam
matriks hubungan. Kemudian, niali tersebut dikalikan dengan tingkat kepentingan
pelanggan.
6. Mengevaluasi
pesaing.
Rumah
kualitas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik para pesaing
dapat memenuhi keinginan dari pelanggan.
No comments:
Post a Comment