Saturday, May 19, 2018

Perilaku Kepemimpinan Yang Efektif Manajemen Linbud


Manajemen Lintas Budaya
SAP 2
Perilaku Kepemimpinan Yang Efektif




Teori Kepemimpinan yang Efektif merupakan pola tingkah laku pemimpin tergantung dari hasil yang ditentukan oleh situasi tertentu. Pemimpin yang memiliki orientasi kerja cenderung lebih efektif dalam berbagai situasi. Dalam dunia bisnis yang cepat berubah, maka ada beberapa faktor yang berimplikasi tehadap kepemimpinan efektif, seorang pemimpin dituntut untuk :
1. Selalu memperbaharui pengetahuannya
2. Memiliki informasi yang terbaru, cepat dan akurat.
3. Memiliki kemampuan untuk mampu meneropong dan memperkirakan apa yang akan terjadi masa yang datang
4. Memiliki kemampuan untuk cepat mengambil keputusan
5. Memiliki Kemampuan untuk menempatkan orang yang tepat pada tempatnya (menghilangkan unsur KKN)
6. Memiliki kemampuan menggerakan dan mempengaruhi bawahan dalam bentuk tim
7. Mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kondisi dimana ia berada (kontingensi)

1.                  Berdasarkan penelitian  survey
Penelitian yang menggunakan kuesioner sejauh inimenggunakan metode umum yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara perilaku kepemmpinan yang bersifat mendasarinya (misalnya, ciri-ciri kepemimpinan, sikap) atau hasil dari perilaku ini (misalnya, kepuasan dan kinerja bawahan).
a.        Bias dalam Kuesioner Deskripsi Perilaku
Kuesioner deskripsi perilaku rentan terhadap beberapa jenis bias dan kesalaan (Luthans dan Lockwood,1984; Schriesheim dan Kerr 1977; Uleman, 1991). Sebuah sumber kesalah adalah penggunaan hah-hal ambigu (samar-samar).yang dapat diterjemahkan dalam beberapa cara berbeda oleh beberapa responden berbeda. Kebanyakan kuesioner kepemimpinan memiliki format respon tetap yang meminta responden memikirkan kembali selama periode beberapa bulan atau tahun dan menunjukan beberapa sering atau berapa banyak seorang pemimpin menggunakan perilaku yang dijelaskan dalam item tertentu.
b.        Menerjemahkan hubungan sebab akibat dalam studi survei
Sebagian besar penelitian mengenai dampak perilaku kepemimpinan telah mengukur perilaku dengan kuesioner yang diisi oleh para bawahan, dan nilai-nilai perilaku yang dihasilkan telah dokorelasikan dengan ukuran kriteria yang diperoleh pada titik waktu yang sama.
2.                  Berdasarkan Penelitian Eksperimen
Cara terbaik untuk menemukan hubungan sebab akibat adalah dengan melakukan eksperimen dimana perilaku pemipin dimanipulasi dengan melatih para pemipin untuk meggunakan perilaku tertentu. Beberapa eksperimen telah dilakukan dalam suasana laboratorium kepada para mahasiswa universitas (Day, 1971; Day dan Hamblin, 1964; Farris dan Lim, 1969; Herold, 1977; Lowin dan Craig, 1968; Misumi dan Shirakashi, 1966; Sims dan Manz 1984).penelitian ini memperlihatkan bahwa hubungan sebab akibat beroperasi dalam dua arah, dengan perilaku kehasil, dan sebaliknya. Ringkasnya, penelitian eksperimental dalam laboraturium dan suasana lapangan menemukan bahwa peningkatan perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan biasanya menghasilkan kepuasan dan produktivitas yang lebih tinggi pada para bawahan.
3.                  Berdasarkan penelitian peristiwa kritis
Dalam Dalam kebanyakan studi tentang peristiwa kritis, peristiwa tersebut dikelompokan bersama atas dasar isi perilaku yang sama, oleh para peneliti atau oleh panel atasa responden. Kategori perilaku yang dihasilkan berbeda besar dari satu studi dengan studi lainya. Pembeda terseut sebagian disebabkan oleh keragaman pemimpin yang telah dipelajari, termasuk misalnya penyelia produksi (Gellerman, 1976; Heizer, 1972), para manajer toko kelontong (Anderson &Nilson, 1964) serta para menejer departemen pada toko-toko enceran (Campell, Dunette, Arvey & Hellervik, 1973), dan para penyelia karyawan perkayuan (Latham & Wexley, 1977).
            Metode peristiwa kritis mempunyai sejumlah keterbatasan. Metode ini mengasumsikan bahwa sebagian besar responden mengetahui perilaku apa yang penting dan relevean bagi efektifitas pemimpin, dan mengasumsikan bahwa perilaku tertentu itu penting jika sering muncul pada peristiwa yang dilaporkan oleh banyak orang.  yang dibutuhkan, dan membuat keputusan yang diperlukan.
4.                  Berdasarkan Penelitian universal – situasional
Model universal mendalilkan bahwa atribut kepemimpinan tertentu adalah optimal dalam semua situasi, sedangkan model situasional menyebutkan atribut berbeda berlaku dalam situasi berbeda. Saat Blake n Mouton (1982) menekankan pada aspek kualitatif yang membedakan perilaku tinggi-tinggi dari kombinasi lainnya, mereka dengan jelas mengakui perlunya para pemimpin memilih bentuk perilaku yang spesifik yang cocok bagi waktu atau situasi tertentu. Bentuk universal dari teori mereka adalah orientasi nilai yang digunakan oleh manajer yang tinggi-tingi untuk memilih perilaku yang cocok, bukan pola tertentu dari perilaku tinggi-tinggi yang diterapkan secara otomatis pada semua situasi. Aspek situasional dari teori mereka adalah pemikiran bahwa perilaku tersebut harus relevan dengan situasi agar dapat menjadi efektif.


REFRENSI :
2009. Study Michigan. diakses tanggal 17 September 2017.
2010. Studi kepemimpinan " Michigan". (http://havidzulloh.blogspot.com) diakses tanggal 17 September 2017.
Chaniago, Harmon. 2008. Perilaku Kepemimpinan yang Efektif. Tersedia pada http://manajemenkantor.blogspot.co.id/2008/10/perilaku-kepemimpinan-yang-efektif_07.html. diakses pada 17 September 2017 

No comments:

Post a Comment

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN : SAP / RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN 1.              Identi...