Saturday, May 19, 2018

SAP 2 PETA PERCEPTUAL, PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN MACHINE LIFE CYCLE (MLC) MANAJEMEN OPERASI


RMK 2
MANAJEMEN OPERASI


I.              PENGERTIAN DAN KOMPONEN PRODUK SERTA PETA PERCEPTUAL
    1.1  Definisi produk
Ø  Hasil dari pengembangan suatu strategi bisnis.
Ø  Output dari proses konversi atau yang biasa disebut dengan proses produksi, input akan diubah menjadi output yang bernilai lebih besar karena adanya nilai tambah dari input semula

1.2 Komponen produk
                 Produk tidak sekedar hasil produksi, karena sebenarnya produk memiliki beberapa komponen, yaitu nama, idea dan kemasan. Produk tanpa nama akan sulit dikenali konsumen. Produk tanpa idea menjadi sulit dipahami. Produk tanpa kemasan akan menjadi kurang menarik.
a.      Nama atau merek merupakan suatu identitas bagi suatu produk. Nama atau merek dapat digunakan untuk berkomunikasi kepada para pelanggan dengan melalui hal berikut :
·         Nama/Merek , dapat berwujud nama, terminologi, simbol, desain, atau image, yang mengidentifikasikan dan membedakan produk perusahaan dengan produk kompetitor.
·         Nama atau Merek bukanlah sekedar nama saja, melainkan menjadi satu set image yang bisa mengkomunikasikan produk kepada pembeli produk
  • Nama atau merek mampu menggambarkan kualitas produk, reliabilitas produk, kinerja produk maupun perusahaan pembuat produk, dll
  • Nama atau merek dapat digunakan perusahaan untuk menarik perhatian konsumen

b.      Idea merupakan salah satu komponen yang menjiwai suatu produk, agar pelanggan mengerti maksud dan fungsi dari produk itu sendiri, maka suatu produk harus memiliki suatu idea yang jelas dan menarik.
c.       Kemasan Produk juga perlu diperhatikan oleh lembaga bisnis aau produsen. Kemasan produk yang menarik juga akan menarik konsumen. Peran dari kemasan antara lain :
  • Kemasan menambah nilai produk perusahaan
  • Kemasan dapat digunakan sebagai media komunikasi melalui logi atau tulisan di kemasan
  • Kemasan dapat digunakan untuk menjelaskan produk dan kegunaan produk tersebut
  • Kemasan dapat digunakan untuk memberi peringatan, menunjukkan garansi/ tanggal kadaluarsa
  • Kemasan dapat didesain sehingga produk yang dikemas menjadi lebih mudah untuk dibawa kemana pergi
  • Kemasan dapat digunkan untuk membuat produk menjadi kelihatan indah dan menarik
  • Kemasan juga berguna untuk memproteksi atau melindungi produk yang ada di dalamnya
·         Kemasan dapat digunakan untuk identitas produk perusahaan

d.      Fitur merupakan Fitur segala sesuatu yang melekat pada produk di antaranya :
·         Bentuk, warna, dan ukuran produk
  • Kenyamanan dalam penggunaan produk
  • Keamanan produk dan penggunaan produk
  • Daya tahan atau umur produk, baik umur ekonomis maupun umur teknis produk
  • Fleksibilitas penggunaan produk

e.      Benefit merupakan  sesuatu yang diperoleh melalui produk berupa tambahan keuntungan selain fitur produk.

f.        Service merupakan pelayanan yang disediakan oleh perusahaan kepada pelanggan mengenai produk yang sudah dibeli.

1.3 Peta perceptual
Peta perceptual merupakan metoda untuk melihat perbandingan persepsi pelanggan terhadap barang/jasa yang berbeda secara visual

II. PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN MACHINE LIFE CYCLE (MLC)
2.1       Product Life Cycle
Product Life Cycle (PLC) dan Machine Life Cycle (MLC) merupakan suatu kesatuan yang harus dipertimbangkan dengan baik oleh manajemen perusahaan. Terjadinya ketimpangan antara keduanya akan merugikan perusahaan. PLC (Product Life Cycle) menggambarkan perkembangan penjualan produk perusahaan dalam kurun waktu tertentu.Siklus dari Product Life Cycle (PLC) tersebut dimulai dari perkenalan dan berakhir dengan penurunan. Adapun siklusnya sebagai berikut :
1.      Tahap perkenalan (introduction).
               Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan.Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual.
2.    Tahap pertumbuhan (growth).
               Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat.
3.    Tahap kedewasaan (maturity)
               Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap.Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun.Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru.
4.    Tahap kemunduran (decline)
               Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
·         Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
·         Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.
·         Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
·         Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
·         Meninggalkan sama sekali barang tersebut
           


2.2       MLC ( Machine Life Cycle )
            Machine Life Cycle (MLC) adalah siklus hidup mesin.Mesin yang dimaksud merupakan mesin yang digunakan untuk memproduksi produk yang dijual perusahaan hendaknya mempunyai siklus hidup yang seimbang dengan siklus hidup produk. Adapun tahapan MLC antara lain :
1.    Tahap persiapan dan instalasi
Dalam tahap ini belum ada satupun produk yang dihasilkan melalui mesin dan peralatan tersebut.Sehingga dalam tahap ini jarang digambarkan dalam grafik yang menghubungkan jumlah unit yang diproduksi dengan waktu.
2.    Tahap produksi percobaan
Tahap produksi percobaan merupakan percobaan terhadap mesin dan peralatan produksi yang baru.
3.    Tahap produksi normal
Pada tahapan ini, mesin dan peralatan produksi dipergunakan sesuai kapasitas normal.Walaupun begitu, tetap diperlukan adanya pemeliharaan mesin secara rutin dan pemeliharaan berkala harus selalu dilakukan agar mesin dan peralatan produksi tetap berfungsi dengan baik.
4.    Tahap pemberhentian
Pada tahapan ini, mesin dan peralatan produksi diberhentikan tugasnya dari proses konversi. Sehubungan dengan ini, ada 2 macam pemberhentian, yaitu :
a.       Pemberhentian sementara
Pemberhentian in berarti pemberhentian untuk sementara waktu saja. Dalam tahap ini manajemen akan melakukan perbaikan besar-besaran. Seperti penggantian suku cadang, dan sebagainya.Bisa jadi perbaikan yang dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama.
b.      Pemberhentian permanen
Pemberhentian permanen diartikan bahwa mesin dan alat produksi tersebut benar – benar tidak dapat lagi dipergunakan.
           


      2.3     Hubungan antara Product Life Cycle (PLC) dan Machine Life Cycle (MLC)
                  Kurun waktu yang dimilikioleh PLC dan MLC tidaklah sama. Ada kalanya PLC memiliki kurun waktu yang lebih singkat dan ada kalanya pula MLC yang memiliki kurun waktu yang lebih singkat.Kedua keadaan tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan.
            Jika      Product Life Cycle (PLC) memiliki kurun waktu lebih cepat dibandingkan dengan Machine Life Cycle (MLC).Sehingga, ketika waktu PLC sudah selesai sisa umur MLC sudah tidak ada lagi produk yang terjual untuk mendukung biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi.Hal ini dikarenakan jika MLC belum selesai berarti umur ekonomis mesin itu masih ada.Sementara, produk sudah memasuki tahap penurunan atau sudah tidak dapat terjual lagi sehingga tidak ada penerimaan pendapatan produk. Sehinggan mesin tersebut tidak memiliki daya dukung sehingga akan membebani perusahaan.
           Keadaan sebaliknya adalah ketika kurun waktu Machine Life Cycle  (MLC) lebih cepat dari Product Life Cycle (PLC). Ini juga tidak menguntungkan.Karena produk yang sebenarnya masih sangat diminati konsumen, tidak dapat diproduksi disebabkan oleh mesin atau alat produksinya yg sudah rusak. Dengan demikian potensi keuntungan perusahaan akan hilang. Jadi, jelaslah bahwa keseimbangan antara PLC dan MLC sangat perlu untuk diperhatikan oleh pihak manajemen di dalam suatu perusahaan.


III.       DESAIN PRODUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN JASA
3.1       Desain produk perusahaan manufaktur
            Desain adalah perincian bahan, ukuran, dan toleransi dari bagian masing-masing suatu produk., ini merupakan aktifitas yang dimulai dengan menggambar bagian, merakitnya, kemudian memprosesnya lebih lanjut di stasiun kerja desain berbantu computer (Computer Aided Design – CAD.
            Secara ekonomi keberhasilan suatu desain tergantung pada peningkatan berkualitas produk dengan  meminimalkan biaya produksi. DFM adalah salah satu metodologi untuk mencapai tujuan ini; DFM (Design for Manufacturing) yang efektif melakukan pengarahan ke biaya rendah manufaktur tanpa mengorbankan kualitas produk. Sebagai pedoman bagi desainer dalam pengurangan jumlah bagian, metodologinya memberikan tiga kriteriauntuk memeriksa masing-masing bagian ketika bagian tersebut ditambahkan pada produk selama perakitan :
1.      Selama pengopraasian produk, apakah pergerakan bagian berkaitan dengan seluruh bagian lain yang sudah dirakit?
2.      Haruskah bagian tersebut menggunakan bahan baku yang berbeda atau dipisahkan dari bagian-bagian lain yang sudah dirakit?
3.      Haruskan bagian tersebut dipisahkan dari seluruh bagian lain untuk memungkinkan pembongkaran produk dalam rangka penyesuaian atau pemeliharaan?

3.1.1          Definisi Industri Desain untuk Manufaktur

o      DFM berarti membuat desain produk yang berbasis manufaktur dalam rangkauntuk mengoptimalkan kemampuan manufaktur dari desain awal yang melibatkan tim yang terdiri dari perwakilan dari manufaktur serta semua entitas fungsional lainnya dalam proses pengembangan produk.
o      DFM adalah komunikasi dan kolaborasi antara manufaktur dan desain untuk menghasilkan kualitas produk yang meminimalkan manufaktur hindrances.
o      DFM adalah penggunaan CAD, sistem dan peralatan komputer lainnya yang ahli untuk merancang dan mengembangkan produk yang relatif mudah untuk manufaktur.

Prinsip dasar DFM
DFM dan Optimasi
Membuat proses prsoduksi menjadi lebih sedehana dan mudah dengan menerapkan prinsip-prinsip DFM yang digunakan sebagai standar penggunaan part, eliminasi dari komponen yang tidak perlu, integrasi dari beberapa komponen, pilihan assembli komponen dengan mudah, penggunaan snap fits, dsb.
Keseluruhan Proses adalah  Kuncinya
Desain untuk manufaktur dilakukan melalui kerja sama dari berbagai departemen fungsional.Departemen fungsional tidak lagi bekerja sebagai entitas yang terpisah, sebagai gantinya mereka berkomunikasi dan menyelesaikan tugas-tugas dalam usaha bersama.
Perubahan dalam Proses Desain
Untuk melaksanakan program desain untuk perusahaan manufaktur harus bersedia untuk menjalani perubahan. Hal ini meliputi perubahan yang meliputi penyatuan  desain dan pengembangan proses dan struktur organisasi tradisional agar sesuai dengan prinsip-prinsip DFM.
Pengetahuan Manufaktur dalam Tahap Pengembangan Konsep dan Desain
Dalam proses manufaktur DFM sesorang harus menetapkan fungsi desain dengan pengetahuan yang lebih dari operasi manufaktur. Jika memungkinkan, supplier dan informasi material harus tersedia pada tim desain. Sebagai pemeriksaan akhir pada desain, orang yang melakukan manufaktur  harus bisa meninjau desain produk dan spesifikasi dalam tahap perluasan konsep dan prototipe.
    Computer aided design
Maksudnya adalah penggunaan komputer secara interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk.

   Computer aided manufacturing
Yaitu penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan mesin. Adapun manfaat CAD dan CAM adalah sebagai berikut :
1.      Kualitas produk menjadi semakin baik
2.      Waktu desain yang lebih singkat
3.      Pengurangan biaya produksi
4.      Ketersediaan basis data
5.      Memunculkan kemampuan baru

     Etika dan desain ramah lingkungan
      Desain ramah lingkungan adalah suatu upaya yang dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan dalam desain dan pengembangan produk atau jasa.Ecodesign adalah pengembangan atas persyaratan penting lain dalam proses desain, seperti kualitas, biaya, kemampuan manufaktur, fungsionalitas, ketahanan, ergonomika, dan estetika. Oleh karena itu, produk dengan desain ramah lingkungan bersifat inovatif memiliki performa lingkungan yang lebih baik, dan memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan  standar pasar.
Berikut tujuan desain yang etis dan ramah lingkungan:
1.      Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan
2.      Meminimalkan limbah bahan baku dan energy
3.      Mengurangi kewajiban terhadap persoalan lingkungan hidup
4.      Meningkatkan efektivitas biaya dengan mematuhi peraturan lingkungan hidup

3.2       Desain produk perusahaan jasa

Produk jasa sangat berbeda karena keterlibatan pelanggan secara langsung dalam proses mengakibatkan variabilitas yang besar dalam proses pembelian layanan dari segi waktu yang digunakan untuk melayani pelanggan, maupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan perusahaan. Berikut adalah 3 faktor umum yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan hal tersebut :
1.        Kesamaan dengan layanan yang dijalankan saat ini. Artinya bahwa layanan baru harus sesuai dengan layanan pelanggan yang dijalankan saat ini. Namun, beberapa layanan kurang komplementer, misalnya jasa pencucian mobil dengan fasilitas restoran di area tunggu.
2.        Kesamaan dengan proses yang dijalankan saat ini. Gagasan yang sangat luar biasa pun terkait layanan membutuhkan dukungan operasional agar dapat terlaksana. Contohnya, toko bahan makanan yang memutuskan memberikan tawaran layanan pesan-antar ke rumah.
3.        Pertimbangan finansial. Pendesainan dan implementasi sebuah pelayanan baru memakan biaya dan harus dipertimbangkan secara finansial. Meskipun pendesainan dan implementasi sebuah pelayanan baru sering dianggap hal positif yang akan mendatangkan keuntungan.

IV.       Quality Function Deployment (QFD)
            Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu proses untuk menetapkan keinginan pelanggan dan mewujudkannya menjadi atribut sehingga setiap area fungsional dapat memahami dan melaksanakannya. QFD digunakan untuk menetapkan apa yang dapat memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas, sehingga QFD sering digunakan pad awal proses desain. Rumah kualitas (house of quality) merupakan alat untuk QFD.
            Rumah kualitas adalah teknik grafis untuk menjelaskan hubungan natara keinginan pelanggan dan produk atau jasa. Dengan menetapkan hubungan ini, seorang manajer operasi dapat membangun produk dan proses dengan keistimewaan yang diinginkan oleh pelanggan. Dalam membuat rumah kualitas, dapat dilakukan dengan enam langkah berikut :
1.      Kenali keinginan pelanggan.
2.      Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan pelanggan.
3.      Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4.      Kenali hubungan antara sejumlah bagaimana pada perusahaan.
5.      Buat tingkat kepentingan.
6.      Evaluasi produk pesaing.

V.        Aplikasi Quality Function Deployment (QFD)
            Dalam menerapkan Quality Function Deployment (QFD), harus menerapkan langkah-langkahnya dengan baik dan benar. Sebagai contoh, yaitu :
Great Cameras, Inc., melakukan penelitian terhadap pasar dan menerapkan langkah-langkah dari Quality Function Deployment (QFD) sebagai berikut :
1.      Menetapkan apa yang diinginkan oleh pelanggan.
Keinginan pelanggan dapat dilihat pada bagian kiri rumah kualitas dan keinginan tersebut adalah ringan, mudah digunakan,dapat diandalkan, mudah dipegang dan tidak ada bayangan ganda.
2.      Tim pengembangan prduk menetapkan bagaimana organisasi akan menerjemahkan keinginan pelanggan tersebut dalam desai produk dan target atribut proses.
Bagian ini ditunjukkan pada sepanjang bagian atas rumah kualitas, karakteristik ini meliputi : hemat listrik, komponen aluminium, auto focus, auto exposure, auto film advance, dan desain yang egronomis.
3.      Tim produk mengevaluasi setiap keinginan pelanggan terhadap bagaimana.
Tim mengevaluasi seberapa baik desain dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat dilihat pada matriks hubungan dalam rumah.
4.      Tim pengembangan produk megembangkan hubungan antar produk.
Langkah ini dapat dilihat dalam atap rumah kualitas.
5.      Tim mengembangkan tingkat kepentingan untuk atribut desainnya.
Tingkat kepentingan dapat dilihat pada bagian bawah tabel, dimana diberikan nilai 5 untuk tinggi, 3 untuk sedang, dan 1 untuk rendah pada setiap kotak dalam matriks hubungan. Kemudian, niali tersebut dikalikan dengan tingkat kepentingan pelanggan.
6.      Mengevaluasi pesaing.
Rumah kualitas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik para pesaing dapat memenuhi keinginan dari pelanggan.



No comments:

Post a Comment