PERILAKU
KEORGANISASIAN
SAP 8
“
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI ”
8.1 Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan
oleh William G. Scott (1973) bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi
aktivitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkannya.
Pengertian Kepempinan
oleh Felix. A. Nigro (1965) bahwa ini dari kepemimpinan adalah memengaruhi
aktivitas orang lain.
Pengertian kepemimpinan
oleh Edward Lyman Munson, bahwa kepemimpinan adalah suatu kesanggupan ataupun
kemampuan untuk mengatas orang orang yang sedemikian rupa agar mencapai hasil
yang sebesar besarnya dengan kemungkinan konflik yang sekecil kecilnya dan
sebesar mungkin terjalinnya kerja sama.
Terdapat
tiga hal yang perlu kita ambil dari definisi kepemimpinan diatas yaitu:
1. Kepemimpinan
harus melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau pengikut. Dibutuhkan kesediaan
dari para anggota, bawahan atau pengikut untuk menerima arahan dari pemimpin,
untuk mempertegas status pemimpin dan memungkinkan terjadinya proses
kepemimpinan. Tanpa bawahan maka semua sifat kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi tidak relevan.
2. Kepemimpinan
memiliki sebaran kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin dan anggota
kelompok. Pemimpin memiliki wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas
anggota organisasi ataupun kelompok, yang caranya tidaklah perlu sama dengan
pemimpin satu dan lainnya.
3. Selain
sah dalam memberikan perintah atapun pengarahan kepada anggota ataupun
pengikut, dalam kepemimpinan, pemimpin dapat memengaruhi anggota kelompok atau
organisasi dengan berbagai cara.
8.2 Teori Munculnya / Lahirnya
Pemimpin / Kepemimpinan
Terdapat
tiga teori munculnya pemimpin, yaitu teori genetis, teori sosial dan teori
ekologis.
1. Teori
Genetis menyatakan sebagai berikut :
a.
Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi
lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
b.
Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin
dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
c.
Secara filsafi, teori tersebut menganut
pandangan deterministis.
2. Teori
Sosial menyatakan sebagai berikut :
a. Pemimpin
itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja.
b. Setiap
orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta
didorong oleh kemauan sendiri.
3. Teori
Ekologis atau Sintetis menyatakan sebagai beirkut :
Seorang akan sukses menjadi pemimpin,
bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat
ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
8.3 Teori Kepemimpinan
Dari
beberapa sumber tentang teori kepemimpinan, beberapa teori kepemimpinan
diantaranya sebagai berikut:
1. Teori
Sifat : Teori kepemimpinan yang satu ini disebut trait theory. Ini merupakan
teori kepemimpinan yang mempertanyakan sifat sifat yang membuat seseorang dapat
menjadi pemimpin. Dalam teori ini, tentu saja, memiliki kesimpulan bahwa
seorang pemimpin itu ada karena dilahirkan, atau sesuai dengan sifat yang
mereka miliki.
2. Teori
kelompok: Teori kepemimpinan yang mengutamakan pertukaran positif dari pemimpin
kepada para anggota dalam mencapai tujuan tujuan kelompok ataupun organisasi.
Dalam teori ini, dipercaya bahwa dengan adanya hubungan saling tukar pendapat
antara pemimpin dan anggota, tujuan organisasi ataupun kelompok dapat tercapai.
3. Teori
situasional dan model kontijensi: Teori kepemimpinan yang berisikan tentang
seorang pemimpin itu lahir dan ada karena adanya berbagai faktor situasional
yang membuat anggota dan pemimpin saling bergantung satu sama lain dalam
organisasi.
4. Teori
situasional Hersey dan Blanchard: Teori kepemimpin yang memungkinkan pemusatan
perhatian pada para anggota dengan mengatur gaya kepemimpinan tergantung pada
kesiapan dan tingkat kedewasaan para anggota.
5. Teori
pertukaran Pemimpin – anggota: Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam seorang
pemimpin haruslah membagi dua area dalam organisasi ataupun kelompok mereka,
yaitu kelompok luar dan kelompok dalam. Anggota dari kelompok dalam memiliki
status kinerja yang lebih tinggi dari kelompok luar begitupun dengan tingkat kepuasan
bersama pemimpin mereka.
6. Teori
jalur tujuan: Teori kepemimpin ini beranggapan bahwa tugas seorang pemimpin
adalah membantu para anggota dalam mencapai tujuan dan memberikan arahan
ataupun dukungan yang perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran
keseluruhan dari kelompok ataupun organisasi.
7. Teori
Sumber Daya Kognitif: Ini merupakan
teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa seorang pemimpin memperoleh kinerja
kelompok yang efektif dengan membuat rencana rencana keputusan dan strategi
yang efektif lalu mengomunikasikan kepada para anggota melalui pengaruh
perilaku.
8. Teori
Neokharismatik: Teori kepemimpinan yang cukup keren namanya ini menekankan pada
simbolisme yang dimiliki seorang pemimpin. Seorang pemimpin dalam organisasi
haruslah memiliki daya tarik emosional dan para angggota mempunyai komitmen
yang luar biasa.
9. Teori
Kepemimpinan kharismatik: Teori ini mengemukakan bahwa para anggota organisasi
mengakui kepemimpinan seorang pemimpin dengan mengamati perilaku perilaku
tertentu yang dimilikinya khususnya yang bersifat heroik. Teori ini sedikit
berbeda dengan teori kepemimpinan neokharismatik yang seakan akan pemimpin
adalah orang yang paling diakui dan lebih dari semua anggotanya.
8.4 Pemimpin Versus Manajer
Perbedaan antara pemimpin dan manajer ( Lunenburg, 2011)
Kategori
|
Pemimpin
|
Manager
|
Proses berpikir
|
Fokus pada orang
Tampak lahiriah |
Fokus pada benda
Tampak ke dalam |
Penetapan tujuan
|
Menjabarkan visi
Menciptakan masa depan Melihat secara luas |
melaksanakan rencana
Meningkatkan masa sekarang Melihat secara sempit |
Hubungan terhadap karyawan
|
memberdayakan
Kolega Melihat permasalahan |
Mengontrol
Bawahan Mengarahkan & koordinat |
Operasi
|
Melakukan hal yang benar
Menciptakan perubahan Melayani bawahan |
Melakukan sesuatu dengan benar
Mengelola perubahan Melayani superordinates |
Pemerintahan
|
Menggunakan pengaruh
Menggunakan konflik Bertindak tegas |
Menggunakan otoritas
Menghindari konflik Bertindak secara bertanggung jawab |
8.5 Peran Pemimpin
Kepemimpinan
dalam organisasi mencakup segala aspek. Kepemimpinan tentu saja sangat penting
bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya
unsur kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari pimpinan organisasinya,
maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi tersebut akan
sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan
adanya organisasi tersebut terhambat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang
menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan
2. Efektivitas
kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4. Perilaku
seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan
5. Kehidupan
organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada
beberapa peran pemimpin yang harus ada dalam sebuah organisasi yaitu :
1. Bersikap adil (Arbitrating)
Dalam
kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah
mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakekatnya merupakan pencerminan dari
kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam
mencapai tujuan organisasi.
2. Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti
bisa disebut saran atau anjuran. Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting
dalam memelihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta
rasa kebersamaan diantara para bawahan.
3. Mendukung tercapainya tujuan (supplying
objectives)
Tercapainya
tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh
berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam
arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya
manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai.
4. Katalisator (catalysing)
Secara
kimia, arti kata “katalis” atau katalisator” ialah saat yang tidak ikut
bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang
pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin
tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumber daya manusia
yang ada, berusaha memberikan rewaksi yang memberikan semangat dan daya kerja
cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa
perubahan.
5. Menciptakan rasa aman (providing
security)
Setiap
pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini
hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara
hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan,
sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa
aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh
jaminan keamanan dari pimpinan.
6. Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap
bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pimpinannya mempunyai peranana dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih
kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Penampilan dan
kesan-kesan positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula
terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak
lain juga diakuai sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi
yang dipimpinnya.
7. Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang
pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh
karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para
bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara
antusias dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
8. Bersikap menghargai (praising)
Setiap
orang pada dasarnya mengkehendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang
lain. Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya
pengakuan dalam penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban
pemimpin harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun
kepada bawahannya.
8.6 Pemimpin yang Efektif
Seorang
pemimpin yang dapat dikatakan efektif tidak hanya bisa mempengaruhi bawahannya
sendiri namun juga dapat memberi motivasi agar para bawahannya bekerja dengan
seluruh kemampuan dan potensi yang mereka punya untuk suatu organisasi/kelompok
yang ia pimpin, sehingga tercipta suasana dan budaya kerja yang positif. Berikut
ialah aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin efektif, yaitu:
1.
Menciptakan Visi dan Misi yang Jelas dan
Terarah
Tindakan
awal bila kita ingin menjadi seorang pemimpin efektif ialah menetukan visi dan
misi yang jelas. Seorang pemimpin yang efektif selalu dapat menetapkan tujuan,
menetapkan prioritas, dan menetapkan serta dapat memelihara standar organisasi.
2.
Berfokus pada Kekuatan Sendiri, Orang
lain, dan Organisasi
Seorang
pemimpin efektif dapat membuat kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi
tidak relevan. Itu sebabnya pemimpin efektif diharuskan membentuk tim impian
yang efektif. Karena di dalamnya, terdapat ide-ide segar dari tiap pribadi dan
melebur ke dalam akumulasi akal yang kolektif, dan kreativitas
individu-individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.
3.
Berkarakter dan Berani Mengambil
Keputusan
Pemimpin
efektif selalu memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Seorang
pemimpin juga memerlukan keberanian yang di atas rata-rata. Keberanian ini di
lakukan untuk membantu seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang
sulit.
4.
Menanamkan Rasa Loyalitas
Pemimpin
efektif mengajarkan loyalitas bagi seluruh bawahannya. Rasa loyalitas ini tidak
didapatkan dengan cara dibeli atau sejenisnya, sehingga seorang pemimpin harus
mendapatkannya dengan berusaha keras. Dari rasa loyalitas ini, pemimpin dapat
memberikan kepercayaan kepada bawahan yang dianggap terbaik, sehingga kinerja
bawahannya dapat meningkat.
5.
Pengetahuan yang Luas
Seorang
pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kepemimpinan dan ilmu
tentang ruang lingkup kerja profesinya. Suatu saat nanti, seorang pemimpin akan
dihadapkan pada situasi yang rumit dimana dia harus mengambil keputusan yang
tepat untuk menyelasaikan masalah organisasinya. Dan dasar dari pengambilan
keputusan tersebut adalah pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis
yang ia miliki.
6.
Kemampuan Untuk Berkomunikasi
Komunikasi
sendiri adalah inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan yang lebih untuk berkomunikasi ke sesama teman maupun bawahannya.
Karena komunikasi yang baik merupakan salah satu strategi dalam mempengaruhi
orang lain dan dapat juga menciptakan hubungan yang positif antara bawahan dan
atasan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik.
7.
Mempersiapkan Pemimpin Masa
Depan/Penerusnya
Penerus
kepemimpinan efektif merupakan kunci bagi masa depan organisasi yang di
pimpinnya saat ini. Tugas terakhir bagi pemimpin efektif ialah menciptakan
energi insani yang lebih baik dari mereka untuk memimpin organisasinya di masa
yang akan datang/regenerasi penerus.
Kepemimpinan
efektif harus memberikan arahan dan tuntunan terhadap kinerja semua bawahan
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan
antara tujuan perseorangan dan organisasi mungkin akan renggang. Keadaan ini
akan menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan
pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam
mencapa sasaran-sasarannya
8.7 Faktor yang Mempengaruhi fungsi
Kepemimpinan
Seperti
yang telah kita ketahui Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan
orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai
tujuan tertentu. namun ada beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi
kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah :
1.
Faktor Kemampuan Personal
Jika
seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan
menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak
dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan
demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal
tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2.
Faktor Jabatan
Pengertian
jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat
dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi
satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh
yang berbeda.
3.
Faktor Situasi dan Kondisi
Disaat
situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin
yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena
anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
8.8
Isu – Isu Kontemporer Dalam Kepemimpinan
A.
Pembingkaian : menggunakan
kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi kepada orang lain.
Pembingkaian adalah
suatau cara menggunakan bahasa untuk mengelola makna. Ini merupakan cara
pemimpin untuk mempengaruhi bagimana suatu kejadian harus dilihat atau
dipahami. Pembingkaian melibatkan pemilih dan penekanan satu atau lebih aspek
dari suatu subjek dengan mengabaikan yan lain.
Jika diterjemahkan
kedalam bahasa seorang fotografer pembinkaian adalah mengarahkan sudut
pandang seseorang sehingga orang tersebut melhat suatu objek menurut sudut
pandang si fotografer tersebut.
Melalui pembingkaian
para pemimpin dapat menggunakan bahasa untuk mempengaruhi persepsi pengikutnya
tentang suatu masalah, makna dari suatu kejadian,kayakinan tentang penyebab dan
konsekuensi dan visi akan masa depan. Lewat pembingkaianlah para pemimpin
menentukan apakah orang-orang memperhatikan suatu masalah, bagaimana mereka
memahami dan mengingat masalah-masalah yang ada, dan bagaimana mereka bereaksi
terhadap suatu masalah. Jadi, pembingkaian merupakan suatu alat yang sangat
berguna bagi pemimpin untuk mempengaruhi cara pandang dan interprestasi orang
lain melalui suatu realitas.
B. Macam
- Macam Bentuk Kepemimpinan, dan arti
sebuah kepercayaan
1. Kepemimpinan
karismatik
Ada
beberapa karakteristik kunci dari pemimpin yang karismatik
1.
Visi dan artikulasi : memiliki visi yang
ideal bahwa masa depan lebih baik dari hari ini dan mengklarifikasikan
pentinggnya visi yanng bisa dipahami orang lain.
2.
Risiko pribadi : bersedia mengambil
resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya yang besar, dan berkorban untuk
mencapai visi tersebut.
3.
Sensitif dengan kebutuhan bawahan :
menerima kemampuan orang lain dan bertanggungjawab atas kebutuhan dan perasaan
mereka.
4.
Perilaku yang tidak konvensional :
memiliki perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan kebiasaan..
2. Kepemimpinan
transformasional
Pemimpin tranformasonal menginspirasi para pengikutnya untuk mengesampingkan
kepentingan pribadi mereka demi kepentingan organisasi dan mereka mempunyai
pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian
terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikutnya, mengubah kesadaran para
pengikutnya atas isus-isu yang ada dengan cara membantu orang lain memandang
masalah lama dengan cara yang baru, serta mampu menyenangkan hati dan
menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan
bersama.
3. Kepemimpinan
Autentik : Etika dan Kepercayaan adalah fondasi kepemimpinan.
Pemimpin autentik
mengenal betul diri mereka sendiri, sangat memahami keyakinan dan nilai-nilai
yang dianutnya, serta bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara
terbuka dan jujur. Para pengikutnya akan memandang mereka sebagai orang yang
etis. Karena itu, kualitas utama yang dihasilkan oleh kepemimpinan autentik
adalah kepercayaan. Pemimpin autentik berbagi informasi, mendorong komunikasi
yang terbuka, dan berpegang teguh pada cita-citanya. Hasilnya, oorang menjai
percaya pada pemimpin autentik.
ü Etika
dan kepemimpinan
Etika bersentuhan
dengan kepemimpinan dibeberapa titik. Para pemimpin transformasional misalnya,
digambarkan sebagaipengusung nilai-nilai moral tatkala mereka mencoba mengubah
sikap dan perilaku para pengikutnya. Karisma juga mempunyai komponen etika.
Pemimpin yang tidak beretika cenderung menggunakan karisma mereka untuk
menguasai para pengikutnya, yang akhirnya bermuara pada kepuasan diri semata.
Pemimpin yang etis diyakini menggunakan karisma mereka untuk melayani sesama. Kepemimpinan
tidak terbebas dari nilai. Sebelum menilai seorang pemimpin sebagai seorang
yang efektif, kita harus mempertimbangkan cara yang digunakan oleh pemimpin
tersebut, untuk mencapai tujuan dan nilai moral dari tujuan tersebut sendiri.
KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah
ekspektasi atau pengharapan positif bahwa, orang lain tidak akan- melalui
kata-kata,tindakan,dan kebijakan bertindak secara oportunistik. Dua unsur
penting dari definisi kita adalah bahwa kepercayaan menyiratkan familiaritas
dan resiko.
Ada lima dimensi yang
mendasari konsep kepercayaan. Dimensi berikut adalah integritas,kompetensi,
konsistensi, kesetiaan, dan keterbukaan.
1.
Integritas merujuk pada kejujuran
dan kebenaran. Dari kelima dimensi yang telah disebutkan sebelumnya, dimensi
ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai apakah orang lain bisa
dipercaya atau tidak.
2.
Kompetensi meliputi pengetahuan
serta keahlian teknis dan antarpersonal individu. Anda tidak bisa
menggantungkan diri pada seseorang yang kemampuannya tidak bisa anda percayai.
Anda perlu percaya bahwa orang tersebut memiliki keahlian dan kemampuan untuk
melakukan apa yang mereka katakan.
3.
Konsistensi berkaitan dengan
keandalan, prekdiktabilitas, dan penilain yang baik pada diri seseorang dalam
menangani situasi. Inkonsistensi antara kata dan perbuatan akan menurunkan
tingkat kepercayaan.
4.
Kesetiaan kesediaan untuk
melindungi dan menyelamatkan muka orang lain. Kepercayaan mensyaratkan bahwa
anda mampu untuk bergantung pada seseorang yang anda yakini tidak akan berlaku
secara oportunistik.
5.
Keterbukaan ini berkaitan
tentang apakah anda yakin orang akan mengatakan kepada anda kebenaran yang
sesungguhnya
Peran kepemimpinan kontemporer
1.
Menyediakan kepemimpinan tim
Beberapa dekade ini
kepemimpinan tim menjadi topik yang sangat santer dibicarakan. Peran pemimpin
dalam mengarahkan para anggota tim menjadi isu yang paling penting. Satu hal
yang lebih tepat untuk meggambarkan tugas pemimpin tim adalah berusaha berfokus
pada dua prioritas : mengelola batas eksternal tim dan menfasilitasi proses
tim.
2.
Mentoring
Banyak pemimpin
menciptakan hubungan mentoring (menjadi penasehat). Seorang mentor adalah
karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang masih kurang
berpengalaman(sebagai seorang anak didik).
Ada beberapa keuntungan
pribadi yang didapat oleh senior dan organisasi jika menjadi mentor salah
satunya adalah hubungan mentor dan anak didik memberikan mentor akses langsung
terhadap sikap dan perasaan karyawan ditingkat yang lebih rendah. Anak didik
bisa menjadi sumber yang baik untuk mengidentifiksi berbagai masalah yang
mungkin timbul dengan cara meberikan tanda-tanda peringatan awal. Mereka
memberikan informasi tepat waktu kepada manajer yang lebih tinggi sehingga
memotong jalur formal. Jadi pementor bisa mengetahui lebih awal masalah yang
timbul oleh anak didiknya sebelum mencapai manajemen tertinggi.
3.
Kepemimpinan Mandiri
Kepemimpinan mandiri
menunjukan bahwa terdapat seperangkat proses yang membuat seseorang bisa
mengendalikan perilakunya sendiri..
4.
Kepemimpinan online
Tidak banyak penelitian
saat ini mengenai kepemimpinan online namun ada beberapa hal yang perlu diingat
bahwa kepemimpina online tersebut rentan dengan masalah atau gangguan misalnya
penulisan dengan huruf kapital semua, bisa saja yang menerima pesan mengartikan
bahwa manajer sedang marah dan tidak suka dengan kinerjanya, ini merupakan
salah satu gangguan pada kepemimpinan online yaitu salah persepsi. Para
pemimpin perlu yakin bahwa nada pesan mereka secara benar mencerminkan emosi
yang ingin mereka sampaikan. Para pemimpin online harus memilih suatu gaya penulisan
tertentu. Untuk menyampaikan kepemimpinan online secara efektif manajer harus
mengakui bahwa mereka memiliki pilihan-pilihan dalam kata, struktur, nada, dan
gaya komunikasi digital mereka. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian
membaca yang tersirat dalam pesan-pesan yang mereka terima.
5.
Kepemimpinan sebagai suatu atribusi
Teori atribusi
kepemimpinan mengatakan bahwa, kepemipinan adalah atribusi yang dibuat orang
atas orang lain. Teori ini menunjukan bahwa orang menganggap pemimpin memiliki
sifat-sifat seperti kecerdasan, kepribadian yang menyenangkan, keahlian verbal
yang kuat, agresifitas, pemahaman, dan ketekunan. Pada tingkat organisasi,
kerangka atribusi berkaitan dengan kondisi menggunakan kepemimpinan untuk
menjelaskan hasil-hasil organisasional.
6.
Subtitusi dan Penetralisasi Kepemimpinan
Penetralisasi membuat
perilaku pemimpin tidak mungkin menghasilkan perbedaan pada pengikutnya.
Penetralisasi menegasi pengaruh pemimpin. Tetapi, subtitusi membuat pengaruh
pemimpin tidak hanya tidak mungkin namun juga tidak perlu. Subtitusi berfungsi
sebagai pengganti pengaruh pemimpin.
Subtitusi dan penetralisasi kepemimpinan
Karakteristik
penentu
|
Kepemimpinan
berorientasi hubungan
|
Kepemimpinan
berorientasi tugas
|
Individual
|
||
Pengalaman/pelatihan
|
Tidak
ada pengaruh
|
Menggantikan
|
Profesionalisme
|
Menggantikan
|
Menggantikan
|
Ketidakpedulian
terhadap penghargaan
|
Menetralkan
|
Menetralkan
|
Pekerjaan
|
||
Tugas
berstruktur tinggi
|
Tidak
ada pengaruh
|
Menggantikan
|
Memberikan
umpan balik sendiri
|
Tidak
ada pengaruh
|
Menggantikan
|
Secara
intrinsik memuaskan
|
Menggantikan
|
Tidak
ada pengaruh
|
Organisasi
|
||
Tujuan-tujuan
eksplisit yang diformalisasikan
|
Tidak
ada pengaruh
|
Menggantikan
|
Aturan
dan prosedur yang ketat
|
Menggantikan
|
Menggantikan
|
Kelompok
kerja yang kompak
|
Menggantikan
|
Menggantikan
|
7.
Menemukan dan menciptakan pemimpin yang
efektif
·
Seleksi
Ujian sangat berguna
untuk menemukan dan memilih pemimpin. Tes kepribadian bisa digunakan untuk
mencari sifat-sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan bersikap terbuka,cermat,dan
ingin mencari pengalaman baru. Tes untuk menemukan skor monitor mandiri si
calon juga bisa digunakan. Sikap monitor mandiri yang tinggi cenderung
melampaui rekan mereka yang memiliki skor rendah karena mereka lebih baik dalam
membaca situasi dan menyesuaikan perilaku mereka.
·
Pelatihan
Dari penelitian yang
dilakukan menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan manajemen
untuk memperoleh hasil maksimal dari anggaran pelatihan kepemimpinan mereka. Pertama,
mari kita sadari kembali hal-hal yang sudah jelas. Tidak semua orang memiliki
latar belakang pelatihan yang sama. Pelatihan kepemimpinan dalam berbagai
bentuk cenderung lebih berhasil pada orang-orang yang memiliki kesadaran diri
yang lebih tinggi dibandingan yang rendah. Orang-orang seperti ini memiliki
fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka.
8.9 Implikasi Manajerial dalam
Kepemimpinan
Teori
Managerial Grid
Teori
dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi
dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”.
Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang
didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
ü Improvised
artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas
tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
ü Country
Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu
artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan
suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
ü Team
yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi
tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian
dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama
lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan
dan penghargaan.
ü Task
artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan
organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
ü Midle
Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara
tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang
mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan
memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.
Implikasi Terhadap
Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial
grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia
dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang
pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya,
sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini
terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang
pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang
berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan
antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik
itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga
organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan
perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan
Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai.
Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu
pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa
orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk
melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team
terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan
keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil
yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.
Referensi
Pustaka
:
Deddy
Mulyana, 2005. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Penerbit PT
Remaja Rosdakarya : Bandung.
Lunenburg, C. F. 2011. Leadership versus Management: A
Key Distinction—At Least in Theory. INTERNATIONAL JOURNAL OF MANAGEMENT,
BUSINESS, AND ADMINISTRATION VOLUME 14, NUMBER 1.
Robbins, Stephen P.
& Judge,Timothy A. 2008. Perilaku organisasi (Edisi 12 buku 2). Jakarta:
Salemba Empat
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Tead,
Ordyway. 1935. Art of Leadership. New York: Whittlesey House.
Thoha,
Miftah. 1985 . Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : CV. Rajawali.
Umar,
Husain. 2000. Bussines an Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Internet
:
http://nenkiemas.wordpress.com/2011/09/25/implikasi-teori-kepemimpinan-terhadap-pengembangan-sistem-komunikasi-organisasi-2/
No comments:
Post a Comment