Saturday, May 19, 2018

SAP 8 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERILAKU KEORGANISASIAN


PERILAKU KEORGANISASIAN
SAP 8
“ KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI ”



8.1 Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan oleh William G. Scott (1973) bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi aktivitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkannya.
Pengertian Kepempinan oleh Felix. A. Nigro (1965) bahwa ini dari kepemimpinan adalah memengaruhi aktivitas orang lain.
Pengertian kepemimpinan oleh Edward Lyman Munson, bahwa kepemimpinan adalah suatu kesanggupan ataupun kemampuan untuk mengatas orang orang yang sedemikian rupa agar mencapai hasil yang sebesar besarnya dengan kemungkinan konflik yang sekecil kecilnya dan sebesar mungkin terjalinnya kerja sama.
Terdapat tiga hal yang perlu kita ambil dari definisi kepemimpinan diatas yaitu:
1.      Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau pengikut. Dibutuhkan kesediaan dari para anggota, bawahan atau pengikut untuk menerima arahan dari pemimpin, untuk mempertegas status pemimpin dan memungkinkan terjadinya proses kepemimpinan. Tanpa bawahan maka semua sifat kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.
2.      Kepemimpinan memiliki sebaran kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin memiliki wewenang untuk mengarahkan beberapa aktivitas anggota organisasi ataupun kelompok, yang caranya tidaklah perlu sama dengan pemimpin satu dan lainnya.
3.      Selain sah dalam memberikan perintah atapun pengarahan kepada anggota ataupun pengikut, dalam kepemimpinan, pemimpin dapat memengaruhi anggota kelompok atau organisasi dengan berbagai cara.
8.2 Teori Munculnya / Lahirnya Pemimpin / Kepemimpinan
Terdapat tiga teori munculnya pemimpin, yaitu teori genetis, teori sosial dan teori ekologis.
1.      Teori Genetis menyatakan sebagai berikut :
a.         Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
b.         Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
c.         Secara filsafi, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

2.      Teori Sosial menyatakan sebagai berikut :
a.       Pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja.
b.      Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.

3.      Teori Ekologis atau Sintetis menyatakan sebagai beirkut :
Seorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan yang sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
8.3 Teori Kepemimpinan
Dari beberapa sumber tentang teori kepemimpinan, beberapa teori kepemimpinan diantaranya sebagai berikut:
1.      Teori Sifat : Teori kepemimpinan yang satu ini disebut trait theory. Ini merupakan teori kepemimpinan yang mempertanyakan sifat sifat yang membuat seseorang dapat menjadi pemimpin. Dalam teori ini, tentu saja, memiliki kesimpulan bahwa seorang pemimpin itu ada karena dilahirkan, atau sesuai dengan sifat yang mereka miliki.
2.      Teori kelompok: Teori kepemimpinan yang mengutamakan pertukaran positif dari pemimpin kepada para anggota dalam mencapai tujuan tujuan kelompok ataupun organisasi. Dalam teori ini, dipercaya bahwa dengan adanya hubungan saling tukar pendapat antara pemimpin dan anggota, tujuan organisasi ataupun kelompok dapat tercapai.
3.      Teori situasional dan model kontijensi: Teori kepemimpinan yang berisikan tentang seorang pemimpin itu lahir dan ada karena adanya berbagai faktor situasional yang membuat anggota dan pemimpin saling bergantung satu sama lain dalam organisasi.
4.      Teori situasional Hersey dan Blanchard: Teori kepemimpin yang memungkinkan pemusatan perhatian pada para anggota dengan mengatur gaya kepemimpinan tergantung pada kesiapan dan tingkat kedewasaan para anggota.
5.      Teori pertukaran Pemimpin – anggota: Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam seorang pemimpin haruslah membagi dua area dalam organisasi ataupun kelompok mereka, yaitu kelompok luar dan kelompok dalam. Anggota dari kelompok dalam memiliki status kinerja yang lebih tinggi dari kelompok luar begitupun dengan tingkat kepuasan bersama pemimpin mereka.
6.      Teori jalur tujuan: Teori kepemimpin ini beranggapan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membantu para anggota dalam mencapai tujuan dan memberikan arahan ataupun dukungan yang perlu guna memastikan tujuan mereka sesuai dengan sasaran keseluruhan dari kelompok ataupun organisasi.
7.      Teori Sumber  Daya Kognitif: Ini merupakan teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa seorang pemimpin memperoleh kinerja kelompok yang efektif dengan membuat rencana rencana keputusan dan strategi yang efektif lalu mengomunikasikan kepada para anggota melalui pengaruh perilaku.
8.      Teori Neokharismatik: Teori kepemimpinan yang cukup keren namanya ini menekankan pada simbolisme yang dimiliki seorang pemimpin. Seorang pemimpin dalam organisasi haruslah memiliki daya tarik emosional dan para angggota mempunyai komitmen yang luar biasa.
9.      Teori Kepemimpinan kharismatik: Teori ini mengemukakan bahwa para anggota organisasi mengakui kepemimpinan seorang pemimpin dengan mengamati perilaku perilaku tertentu yang dimilikinya khususnya yang bersifat heroik. Teori ini sedikit berbeda dengan teori kepemimpinan neokharismatik yang seakan akan pemimpin adalah orang yang paling diakui dan lebih dari semua anggotanya.

8.4 Pemimpin Versus Manajer
Perbedaan antara pemimpin dan manajer ( Lunenburg, 2011)

Kategori
Pemimpin
Manager
Proses berpikir
Fokus pada orang
Tampak lahiriah
Fokus pada benda
Tampak  ke dalam
Penetapan tujuan
Menjabarkan visi
Menciptakan masa depan
Melihat secara luas
melaksanakan rencana
Meningkatkan masa sekarang
Melihat secara sempit
Hubungan terhadap karyawan
memberdayakan
Kolega
Melihat permasalahan
Mengontrol
Bawahan
Mengarahkan & koordinat
Operasi
Melakukan hal yang benar
Menciptakan perubahan
Melayani bawahan
Melakukan sesuatu dengan benar
Mengelola perubahan
Melayani superordinates
Pemerintahan
Menggunakan pengaruh
Menggunakan konflik
Bertindak tegas
Menggunakan otoritas
Menghindari konflik
Bertindak secara bertanggung jawab

8.5 Peran Pemimpin
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek. Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya unsur kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari pimpinan organisasinya, maka setiap masalah yang muncul dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan tujuan adanya organisasi tersebut terhambat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1.      Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2.      Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3.      Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4.      Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5.      Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada beberapa peran pemimpin yang harus ada dalam sebuah organisasi yaitu :
1.      Bersikap adil (Arbitrating)
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak. Sebab rasa kebersamaan pada hakekatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan, maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi.
2.      Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran. Sugesti mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa pengabdian, partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.
3.      Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber pendukungnya yang memadai.
4.      Katalisator (catalysing)
Secara kimia, arti kata “katalis” atau katalisator” ialah saat yang tidak ikut bereaksi, tetapi mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan segala sumber daya manusia yang ada, berusaha memberikan rewaksi yang memberikan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan.
5.      Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
6.      Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau pimpinannya mempunyai peranana dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Penampilan dan kesan-kesan positif seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakuai sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang dipimpinnya.
7.      Sumber inspirasi (inspiring)
Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh karena itu setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
8.      Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya mengkehendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dalam penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.

8.6 Pemimpin yang Efektif
Seorang pemimpin yang dapat dikatakan efektif tidak hanya bisa mempengaruhi bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi agar para bawahannya bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi yang mereka punya untuk suatu organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga tercipta suasana dan budaya kerja yang positif. Berikut ialah aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin efektif, yaitu:
1.                  Menciptakan Visi dan Misi yang Jelas dan Terarah
Tindakan awal bila kita ingin menjadi seorang pemimpin efektif ialah menetukan visi dan misi yang jelas. Seorang pemimpin yang efektif selalu dapat menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan serta dapat memelihara standar organisasi.
2.                  Berfokus pada Kekuatan Sendiri, Orang lain, dan Organisasi
Seorang pemimpin efektif dapat membuat kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan. Itu sebabnya pemimpin efektif diharuskan membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya, terdapat ide-ide segar dari tiap pribadi dan melebur ke dalam akumulasi akal yang kolektif, dan kreativitas individu-individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.
3.                  Berkarakter dan Berani Mengambil Keputusan
Pemimpin efektif selalu memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Seorang pemimpin juga memerlukan keberanian yang di atas rata-rata. Keberanian ini di lakukan untuk membantu seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan yang sulit.
4.                  Menanamkan Rasa Loyalitas
Pemimpin efektif mengajarkan loyalitas bagi seluruh bawahannya. Rasa loyalitas ini tidak didapatkan dengan cara dibeli atau sejenisnya, sehingga seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha keras. Dari rasa loyalitas ini, pemimpin dapat memberikan kepercayaan kepada bawahan yang dianggap terbaik, sehingga kinerja bawahannya dapat meningkat.
5.                  Pengetahuan yang Luas
Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kepemimpinan dan ilmu tentang ruang lingkup kerja profesinya. Suatu saat nanti, seorang pemimpin akan dihadapkan pada situasi yang rumit dimana dia harus mengambil keputusan yang tepat untuk menyelasaikan masalah organisasinya. Dan dasar dari pengambilan keputusan tersebut adalah pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis yang ia miliki.
6.                  Kemampuan Untuk Berkomunikasi
Komunikasi sendiri adalah inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan yang lebih untuk berkomunikasi ke sesama teman maupun bawahannya. Karena komunikasi yang baik merupakan salah satu strategi dalam mempengaruhi orang lain dan dapat juga menciptakan hubungan yang positif antara bawahan dan atasan, sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik.
7.                  Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan/Penerusnya
Penerus kepemimpinan efektif merupakan kunci bagi masa depan organisasi yang di pimpinnya saat ini. Tugas terakhir bagi pemimpin efektif ialah menciptakan energi insani yang lebih baik dari mereka untuk memimpin organisasinya di masa yang akan datang/regenerasi penerus.
Kepemimpinan efektif harus memberikan arahan dan tuntunan terhadap kinerja semua bawahan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan, hubungan antara tujuan perseorangan dan organisasi mungkin akan renggang. Keadaan ini akan menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya, sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaran-sasarannya

8.7 Faktor yang Mempengaruhi fungsi Kepemimpinan
Seperti yang telah kita ketahui Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. namun ada beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah :
1. Faktor Kemampuan Personal
Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.
3. Faktor Situasi dan Kondisi
Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.
8.8 Isu – Isu Kontemporer Dalam Kepemimpinan 
A.                Pembingkaian : menggunakan kata-kata untuk mebingkai makna dan memberi informasi kepada orang lain.
Pembingkaian adalah suatau cara menggunakan bahasa untuk mengelola makna. Ini merupakan cara pemimpin untuk mempengaruhi bagimana suatu kejadian harus dilihat atau dipahami. Pembingkaian melibatkan pemilih dan penekanan satu atau lebih aspek dari suatu subjek dengan mengabaikan yan lain.
Jika diterjemahkan kedalam bahasa  seorang fotografer pembinkaian adalah mengarahkan sudut pandang seseorang sehingga orang tersebut melhat suatu objek menurut sudut pandang si fotografer tersebut.
Melalui pembingkaian para pemimpin dapat menggunakan bahasa untuk mempengaruhi persepsi pengikutnya tentang suatu masalah, makna dari suatu kejadian,kayakinan tentang penyebab dan konsekuensi dan visi akan masa depan. Lewat pembingkaianlah para pemimpin menentukan apakah orang-orang memperhatikan suatu masalah, bagaimana mereka memahami dan mengingat masalah-masalah yang ada, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu masalah. Jadi, pembingkaian merupakan suatu alat yang sangat berguna bagi pemimpin untuk mempengaruhi cara pandang dan interprestasi orang lain melalui suatu realitas.

B.     Macam - Macam Bentuk  Kepemimpinan, dan arti sebuah kepercayaan
1. Kepemimpinan karismatik
     Ada beberapa karakteristik kunci dari pemimpin yang karismatik
1.      Visi dan artikulasi : memiliki visi yang ideal bahwa masa depan lebih baik dari hari ini dan mengklarifikasikan pentinggnya visi yanng bisa dipahami orang lain.
2.      Risiko pribadi : bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya yang besar, dan berkorban untuk mencapai visi tersebut.
3.      Sensitif dengan kebutuhan bawahan : menerima kemampuan orang lain dan bertanggungjawab atas kebutuhan dan perasaan mereka.
4.      Perilaku yang tidak konvensional : memiliki perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan kebiasaan..
2. Kepemimpinan transformasional
            Pemimpin tranformasonal menginspirasi para pengikutnya untuk mengesampingkan kepentingan pribadi mereka demi kepentingan organisasi dan mereka mempunyai pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. Mereka menaruh perhatian terhadap kebutuhan pengembangan diri para pengikutnya, mengubah kesadaran para pengikutnya atas isus-isu yang ada dengan cara membantu orang lain memandang masalah lama dengan cara yang baru, serta mampu menyenangkan hati dan menginspirasi para pengikutnya untuk bekerja keras guna mencapai tujuan-tujuan bersama.
3. Kepemimpinan Autentik : Etika dan Kepercayaan adalah fondasi kepemimpinan.
Pemimpin autentik mengenal betul diri mereka sendiri, sangat memahami keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya, serta bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan jujur. Para pengikutnya akan memandang mereka sebagai orang yang etis. Karena itu, kualitas utama yang dihasilkan oleh kepemimpinan autentik adalah kepercayaan. Pemimpin autentik berbagi informasi, mendorong komunikasi yang terbuka, dan berpegang teguh pada cita-citanya. Hasilnya, oorang menjai percaya pada pemimpin autentik.

ü    Etika dan kepemimpinan
Etika bersentuhan dengan kepemimpinan dibeberapa titik. Para pemimpin transformasional misalnya, digambarkan sebagaipengusung nilai-nilai moral tatkala mereka mencoba mengubah sikap dan perilaku para pengikutnya. Karisma juga mempunyai komponen etika. Pemimpin yang tidak beretika cenderung menggunakan karisma mereka untuk menguasai para pengikutnya, yang akhirnya bermuara pada kepuasan diri semata. Pemimpin yang etis diyakini menggunakan karisma mereka untuk melayani sesama. Kepemimpinan tidak terbebas dari nilai. Sebelum menilai seorang pemimpin sebagai seorang yang efektif, kita harus mempertimbangkan cara yang digunakan oleh pemimpin tersebut, untuk mencapai tujuan dan nilai moral dari tujuan tersebut sendiri.


KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah ekspektasi atau pengharapan positif bahwa, orang lain tidak akan- melalui kata-kata,tindakan,dan kebijakan bertindak secara oportunistik. Dua unsur penting dari definisi kita adalah bahwa kepercayaan menyiratkan familiaritas dan resiko.
Ada lima dimensi yang mendasari konsep kepercayaan. Dimensi berikut adalah integritas,kompetensi, konsistensi, kesetiaan, dan keterbukaan.
1.      Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Dari kelima dimensi yang telah disebutkan sebelumnya, dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai apakah orang lain bisa dipercaya atau tidak.
2.      Kompetensi meliputi pengetahuan serta keahlian teknis dan antarpersonal individu. Anda tidak bisa menggantungkan diri pada seseorang yang kemampuannya tidak bisa anda percayai. Anda perlu percaya bahwa orang tersebut memiliki keahlian dan kemampuan untuk melakukan apa yang mereka katakan.
3.      Konsistensi berkaitan dengan keandalan, prekdiktabilitas, dan penilain yang baik pada diri seseorang dalam menangani situasi. Inkonsistensi antara kata dan perbuatan akan menurunkan tingkat kepercayaan.
4.      Kesetiaan kesediaan untuk melindungi dan menyelamatkan muka orang lain. Kepercayaan mensyaratkan bahwa anda mampu untuk bergantung pada seseorang yang anda yakini tidak akan berlaku secara oportunistik.
5.      Keterbukaan  ini berkaitan tentang apakah anda yakin orang akan mengatakan kepada anda kebenaran yang sesungguhnya

Peran kepemimpinan kontemporer

1.                  Menyediakan kepemimpinan tim
Beberapa dekade ini kepemimpinan tim menjadi topik yang sangat santer dibicarakan. Peran pemimpin dalam mengarahkan para anggota tim menjadi isu yang paling penting. Satu hal yang lebih tepat untuk meggambarkan tugas pemimpin tim adalah berusaha berfokus pada dua prioritas : mengelola batas eksternal tim dan menfasilitasi proses tim.
2.                  Mentoring
Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring (menjadi penasehat). Seorang mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang masih kurang berpengalaman(sebagai seorang anak didik).
Ada beberapa keuntungan pribadi yang didapat oleh senior dan organisasi jika menjadi mentor salah satunya adalah hubungan mentor dan anak didik memberikan mentor akses langsung terhadap sikap dan perasaan karyawan ditingkat yang lebih rendah. Anak didik bisa menjadi sumber yang baik untuk mengidentifiksi berbagai masalah yang mungkin timbul dengan cara meberikan tanda-tanda peringatan awal. Mereka memberikan informasi tepat waktu kepada manajer yang lebih tinggi sehingga memotong jalur formal. Jadi pementor bisa mengetahui lebih awal masalah yang timbul oleh anak didiknya sebelum mencapai manajemen tertinggi.
3.                  Kepemimpinan Mandiri
Kepemimpinan mandiri menunjukan bahwa terdapat seperangkat proses yang membuat seseorang bisa mengendalikan perilakunya sendiri..
4.                  Kepemimpinan online
Tidak banyak penelitian saat ini mengenai kepemimpinan online namun ada beberapa hal yang perlu diingat bahwa kepemimpina online tersebut rentan dengan masalah atau gangguan misalnya penulisan dengan huruf kapital semua, bisa saja yang menerima pesan mengartikan bahwa manajer sedang marah dan tidak suka dengan kinerjanya, ini merupakan salah satu gangguan pada kepemimpinan online yaitu salah persepsi. Para pemimpin perlu yakin bahwa nada pesan mereka secara benar mencerminkan emosi yang ingin mereka sampaikan. Para pemimpin online harus memilih suatu gaya penulisan tertentu. Untuk menyampaikan kepemimpinan online secara efektif manajer harus mengakui bahwa mereka memiliki pilihan-pilihan dalam kata, struktur, nada, dan gaya komunikasi digital mereka. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian membaca yang tersirat dalam pesan-pesan yang mereka terima.
5.                  Kepemimpinan sebagai suatu atribusi
Teori atribusi kepemimpinan mengatakan bahwa, kepemipinan adalah atribusi yang dibuat orang atas orang lain. Teori ini menunjukan bahwa orang menganggap pemimpin memiliki sifat-sifat seperti kecerdasan, kepribadian yang menyenangkan, keahlian verbal yang kuat, agresifitas, pemahaman, dan ketekunan. Pada tingkat organisasi, kerangka atribusi berkaitan dengan kondisi menggunakan kepemimpinan untuk menjelaskan hasil-hasil organisasional.
6.                  Subtitusi dan Penetralisasi Kepemimpinan
Penetralisasi membuat perilaku pemimpin tidak mungkin menghasilkan perbedaan pada pengikutnya. Penetralisasi menegasi pengaruh pemimpin. Tetapi, subtitusi membuat pengaruh pemimpin tidak hanya tidak mungkin namun juga tidak perlu. Subtitusi berfungsi sebagai pengganti pengaruh pemimpin.
Subtitusi dan penetralisasi kepemimpinan
Karakteristik penentu
Kepemimpinan berorientasi hubungan
Kepemimpinan berorientasi tugas
Individual
Pengalaman/pelatihan
Tidak ada pengaruh
Menggantikan
Profesionalisme
Menggantikan
Menggantikan
Ketidakpedulian terhadap penghargaan
Menetralkan
Menetralkan
Pekerjaan
Tugas berstruktur tinggi
Tidak ada pengaruh
Menggantikan
Memberikan umpan balik sendiri
Tidak ada pengaruh
Menggantikan
Secara intrinsik memuaskan
Menggantikan
Tidak ada pengaruh
Organisasi
Tujuan-tujuan eksplisit yang diformalisasikan
Tidak ada pengaruh
Menggantikan
Aturan dan prosedur yang ketat
Menggantikan
Menggantikan
Kelompok kerja yang kompak
Menggantikan
Menggantikan

7.                  Menemukan dan menciptakan pemimpin yang efektif
·         Seleksi
Ujian sangat berguna untuk menemukan dan memilih pemimpin. Tes kepribadian bisa digunakan untuk mencari sifat-sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan bersikap terbuka,cermat,dan ingin mencari pengalaman baru. Tes untuk menemukan skor monitor mandiri si calon juga bisa digunakan. Sikap monitor mandiri yang tinggi cenderung melampaui rekan mereka yang memiliki skor rendah karena mereka lebih baik dalam membaca situasi dan menyesuaikan perilaku mereka.
·         Pelatihan
Dari penelitian yang dilakukan menemukan bahwa terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan manajemen untuk memperoleh hasil maksimal dari anggaran pelatihan kepemimpinan mereka. Pertama, mari kita sadari kembali hal-hal yang sudah jelas. Tidak semua orang memiliki latar belakang pelatihan yang sama. Pelatihan kepemimpinan dalam berbagai bentuk cenderung lebih berhasil pada orang-orang yang memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi dibandingan yang rendah. Orang-orang seperti ini memiliki fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka.

8.9 Implikasi Manajerial dalam Kepemimpinan
Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
ü  Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
ü  Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
ü  Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
ü  Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
ü  Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.

Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin. Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai.



Referensi
Pustaka :
Deddy Mulyana, 2005. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Penerbit PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
Lunenburg, C. F. 2011. Leadership versus Management: A Key Distinction—At Least in Theory. INTERNATIONAL JOURNAL OF MANAGEMENT, BUSINESS, AND ADMINISTRATION VOLUME 14, NUMBER 1.
Robbins, Stephen P. & Judge,Timothy A. 2008. Perilaku organisasi (Edisi 12 buku 2). Jakarta: Salemba Empat
Sopiah.  2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi
Tead, Ordyway. 1935. Art of Leadership. New York: Whittlesey House.
Thoha, Miftah. 1985 . Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : CV. Rajawali.
Umar, Husain. 2000. Bussines an Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Internet :
http://nenkiemas.wordpress.com/2011/09/25/implikasi-teori-kepemimpinan-terhadap-pengembangan-sistem-komunikasi-organisasi-2/

No comments:

Post a Comment

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN

Rangkuman Mata Kuliah dan Berbagi Pengalaman: SAP RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN : SAP / RPS 2 METODOLOGI PENELITIAN 1.              Identi...